dan pekerdjaan....... djuga mendidikmu. Untuk pertama kali aku akan menempatkan kau dibelakang biara ini sebagai pengawas perkebunan. Ketahuilah Ti Djim bahwa kami ratusan djiwa ini semuanja menggantungkan hasil kebun untuk makannja setiap hari. Tetapi selalu ada sadja gangguan² dari penduduk disekitar sini, jang kerdjanja hanja sebagai pantjalongok, maling ketjil²an Mereka selalu datang pada saat panen...... djumlahnja ratusan. Sehingga kami tinggal memperoleh sisa² nja sadja jang tidak seberapa.......“
Lo Tie Djim menggeram:
„Lagi² aku mendengar hal² jang tidak adil dan benar, Suhu aku terima baik pekerdjaan itu Dan aku sanggup menanggulangi maling² tjilik itu.“
Para teetju dan Tiangloo Tay Siang Kok Sie amat girang mendengar pernjataan dari Lo Tie Djim.
Tiangloo Tay Siang Kok Sie lalu memberikan beberapa pendjelasan pada Lo Tie Djim
- „Kebun kami terletak dibelakang kelenteng Luasnja kurang lebih 15 Bau. Dalam kebun itu kami menanam kentang, sajur majur, ubi, djagung dan buah²an.
Sebenarnja hasilnja tjukup untuk menghidupi kami se Wihara ini, namun seperti jang kami terangkan tadi, tiap panenan ratusan penduduk jang malas bekerdja itulah
43