Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri II.pdf/58

Halaman ini tervalidasi

tjuri tanam²an disini dan mendjualnja kepasar untuk menjambung kehidupan kami Tetapi kini kami sadar, dan kami ingin kembali mendjadi orang baik², asal. . . . oh,....asal....“

Lo Tie Djim heran dan segera bertanja:

“Asal apa? Heh, asal apa? Hajo bilang!”

Lie Shu Ay: “Asalkan Suhu sudi mengadjarkan pada kami ilmu silat.” Lie Shu Ay mengawasi terus wadjah Lo Tie Djim.

Lo Tie tertawa ter-gelak², sampai seluruh tubuhnja bergerak dan ter-gontjang² :

“Hahahan.... hahah... hahaha. . . baik, baik.

Setelah aku tinggal dikebun kelenteng Tay Siang Kok Sie, sudah seharusnja kalau bersahabat dengan kalian.”

Sedang Lo Tie Djim dan mereka bertjakap² dan bersendagurau, tiba² mereka dikedjutkan oleh suara burung gagak. Gaok, — gaok, gaok, gaok........ burung gagak itu tidak hanja seekor, tetapi ada 6-7 ekor jang terbang diatas kepala mereka dan tak henti²nja berkoar.

Tio Sam: “Suhu, disini banjak sekali terdapat burung gagak.

Sebab mereka bersarang di-pohon² Yang-liu itu,

Suhu, menurut tjerita orang² gagak itu bila berkoar diatas kepala orang, akan ada hal² jang tidak baik.”

54