Lauw Thay Kong memerintahkan pelajannja menjadjikan hidangan, kemudian mempersilahkan Lo Tie Die, untuk bersantap terlebih dahulu.
Lo Tie Djim jang memang merasa sangat lapar, maka tanpa sedji² lagi, semua hidangan jang disadjikan itu disantapnja dengan lahapnja........
Selesai makan dan minum, kembali Lo Tie Djim menanjakan kesulitan apakah jang dialami Lauw Thay Kong, ia bersedia membantu walaupun djiwanja nanti akan lebur... .
Mulailah Lauw Thay Kong mentjeritakan segala hal ichwal jang dialaminja, dengan suara parau dan mengharukan ;
Ketahuilah Tootiang bahwa: malam hari ini adalah hari peresmian pernikahan putriku.......
Mengapa aku bahkan menangis malam hari ini, tidak lain sebab tjalon suami putriku itu adalah seorang Pa Ong atau radja begal dari gunung Thoo Hwa San... . Tootiang sendiri pasti mengetahui bagaimana sifat sifat dan tingkah laku orang² Lioklim sematjam tjalon suami anakku itu. Semuanja adalah kedjam, buas, kasar dan sadis
Heija, sungguh malang nasib kami sekeluarga ini.......“
Lo Tie Djim bertanja lagi ;
— „Mengapa bisa terdjadi demikian ? Bukankah letak gunung Thoo Hwa San dan dusun ini ±40 Km?
4