hampir gila itu! Aku minta kau segera dapat menolongnja.” Kembali Liok Giam mendjadi kelabakan dan keringat dingin mengutjur seluruh badannja. Namun Liok Giam adalah seorang jang litjin dan pandai bermuslihat, djawabnja dengan pelan:
„Taydjin, hamba pasti mendjalankan tugas itu dengan baik, hanja hamba kekurangan beaja.......sebab rentjana hamba kali ini memerlukan taktik dan keberanian, djuga membutuhkan tenaga seseorang jang pemberani dan alat²nja.”
Ku Kiu menukas;
„Apakah alat²nja itu ? Dan berapa kau minta tambahan beaja lagi ?” Liok Giam pura² berbitjara serius;
„Taydjin, hamba membutuhkan sebilah pedang mustika Dan untuk tambahan beaja kurang lebih 20 tail lagi. Soal seorang kawan nanti hamba jang mentjarikan, ”
Ko Kiu karena sangat memikirkan nasib anaknja maka segala permintaan Liok Giam diluluskannja.
Memang sudah mendjadi kodrat alam, siapa menanam pasti memetik buahnja Barang siapa menabur benih jang baik, pasti tumbuh tanaman jang bagus, tetapi sebaliknja siapa jang menabur benih jang buruk, akan mendapatkan hasil jang sepadan.
Didalam adjaran ang Khongtju menga-
10