Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri III.pdf/15

Halaman ini tervalidasi

takan, Hanja satu adjaranku, tetapi satu ini dapat menembus kesegala lapisan.”

Murid beliau bertanja :„Apakah jang satu itu ?“

Sang Khongtju mendjawab: Itulah Tiong Sie atau setia dan tahu menimbang, dalam bahasa Djawa disebut Teposelira.

Bila diri sendiri tidak mau diperbuat oleh orang, lain djanganlah berbuat atasnja. Tidak heran bila kehidupan Ko Kiu jang sewenang² dan suka mentjelakakan orang lain itu, achirnja ngunduh woning pakarti Sedjarah jang membuktikan segala kedjadian dibumi ini!


Demikianlah putra sipendjabat tinggi negeri Song saat ini sedang kejujun karena gandrung pada seorang wanita jang sudah bersuami. Pada djaman sekarang tidak kurang hal² sematjam ini terdjadi, maka sering kita mendengar tembang Sing abang ora kurang, kok sing idjo diunduhi. Sing legan ora kurang, kok sing wis duwe bodjo dirusuni Dalam bahasa Indonesia; Jang merah tidak kurang, jang masin nidjau dipetik Jang budjang tidak kurang, iang sudah beruman tangga kok di retjoki? Aneh, ja, aneh !

Komandan Kim le Wee Ko Kiu, segira mengeluarkan sebilah pedang pisaka Tman Liong Kiam atau peding nag lang dan diserahkan pada Lok Gam Djuga satu bungkusan kain sutra jang berisi uang 20 tail

Lio Giam menerima barang² itu dengan gugup Katanja.

11