Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri III.pdf/28

Halaman ini tervalidasi

nja amat kokoh. Disekeliling gedung itu dilingkari oleh pagar besi jang berbentuk tombak, udjungnja runtjing² dan mengkilap karena tadjamnja. Pagar itu masih dibelit dengan kawat² berduri jang sangat ketat. Didepan gedung itu terbentang lapangan jang sangat luas untuk mengatur kemiliteran. Kelihatannja. memang angker dan megah.

Kegedung itulah Liem Tjiong melangkahkan kakinja, tanpa sangsi dan bersjakwasangka. Setapak demi setapak kakinja melangkah madju. Sebentar² ia menengok kekanan dan kekiri, namun betapa herannja, tidak seorang serdadu maupun pendjaga ia djumpai.

Tiba dipintu Markas Liem Tjiong merandek sebentar, ia meneliti pintu Markas jang tebal dan kuat, didorongnja pelahan² dan makin heranlah ia, sebab didalam ruangan Markas itupun tak ia temui batang hidung manusia. Liem Tj ong tidak berani lagi melangkah madju, ia mengambil kursi untuk duduk, sambil menantikan keluarnja sang Komandan Kim-Ie Wee jang telah mengundangnja itu.

Agak lama Liem Tjong menunggu dikamar itu seorang diri, ia berpikir. . . . apakahaku terlalu pagi datang kemari ini ?

. . . . aku sangat heran ?. . . . bukankah undangannja itu mengatakan datang sepagi mungkin?

Liem Tjiong lalu mengeluarkan surat undangan jang diterimanja, ditelitinja kata demi kata, ternjata tidak salah. Tetapi mengapa Markas ini masih kosong.........?

Sedang Liem Tjiong berpikir karena herannja

24