Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri III.pdf/51

Halaman ini tervalidasi

Sepeninggal pesuruh Ko Kiu, bergerak lagi iringan Liem Tjiong dan dua pengawal Makin lama makin terasa berat rantai 2 jang menggantungi tubuh dan kaki² Liem Tjong. Siek Pa berbisik pada Tang Kiauw:

„Tang Heng, uang dikantong ini sebanjak 200 tail, masing² kita memperoleh 100 tail Dan bila kita berhasil membunuh Liem Tjiong, kita akan mendapatkan lagi masing² 100 tail. Upahnja telah dinaikkan 100 persen, maka kita harus mendjalankan tugas ini se-baik2nja."

— „Oh, djadi upahnja ditambah satu kali lipat? Siek Heng, kita barus ber-hati², siapa tahu ada kawanoja jang menguntit perdjalanan kita ini."

— „Haha...... hahahaa engkau takut dengan bajanganmu sendiri, mana ada kambratnja jang usilan, tjari penjakit sadja.”

Belum rombongan ini mentjapai pintu batas kota, dari arah depan ada seorang tua jang menjongsong, dialannja amat jepat.

Setelah datang dekat. ternjata orang tua itu adalah ajah mertua Liem Tjiong. Bapak mertua merangkul anak menantunja dan menagis sesenggukan :

Liem Tjiong, Tia tidak mengira kalau kau mendapat halangan jang demikian hebat. Siapakah jang menuduhmu sebagai seorang pembunuh ? Biadab betul orang itu, benar? tidak punja Liangsim orang itu

47