besar.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kau boleh menunggu disini, karena persediaan air kami habis.
Djangan lari Liem Kauw Thao, supaja kita tidak mendapatkan kesukaran. Liem Tjiong mendjatuhkan dirinja dirumput-rumput, ia mendjawab dengan nada sengit :
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]” Aku bukan manusia rendah, tidak nanti aku melarikan diri. Kalau aku mau, sebenarnja kalian bukan lawanku, aku bisa memutuskan rantai2 ini dan membunuhmu. ”
Siek Pa dan Tang Kiauw mendjadi mendongkol, mereka lalu meninggalkan Liem Tjiong dan pura² mentjari air minum.
Setelah berdjalan agak djauh, Siek Pa mendekati Tang Kiauw ;
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]” Tang Heng, saatnjalah untuk kita bertindak, kita harus djalan memutar, sehingga Liem Tjiong tidak mengetahui kita berdua. Dari arah belakanglah kita Latam kepalanja, nanti aku jang menabas lehernja. Sebab kepala Liem Tjiong berharga untuk kita menagih upah jang separuhnja.”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]” Apakah ada lain orang didalam hutan ini, Siek Heng ? ” Tang Kiauw agak ketakutan sebab ia memang bernjali ketjil.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]” Djangan mimpi, dipagi hari ini, mana ada orang jang berani memasuki hutan Ya Tie Lim ini. Hajo, djangan lewatkan saat jang sabaik ini Makin siang akan makin banjak orang jang berlalu lalang. Mumpung masih pagi, kita tjepat2 membereskan dan pulang ke Tongkhia.”
63