pauwhoknja untuk segera masuk dan mengambil tempat duduk didekat djendela
Hidangan disadjikan, Liem Tjiong makan se-kenjang²nja, lalu ia meraih tjawan arak itu dan menengguknja sampai berturut — turut 5 tjawan.
— „Loheng [ Saudara ], dari sini menudju ke Liang San masih djaubkah?“ Liem Tjiong bertanja kepada pemilik warung itu
— „Dari dusun sini pergi ke Liang San kira² momakan waktu 3 - 4 hari lagi baru tiba disebuah Bengawan, dari- bengawan itu dengan mengendarai perahu sehari penuh baru bisa sampai dikaki gunung Liang San.
Dan untuk mendaki kepuntjaknja kira² memakan waktu 2-3 hari lagi, sebab puntjak gunung itu amat tinggi dan perdjalanannya sangat sukar . . . . . . . . “, Setelah berhenti sedjenak dan menelan ludah, pemilik warung itu lalu menjambung kata²nja lagi :
―„Tetapi saat sekarang ini perdjalanan untuk menudiu kesana akan amat sulit sebab di-mana² telah disebarkan ratusan polisi rahasia dari pusat untuk menangkap seorang pendjahat besar bernama Liem Tjiong, maka harap Toaye [tuan] menunda sadja perdjalanan iang berbahaja ini“
Demikian pemilik warung itu: memberikan pendjelasan dan menasehati Liem Tiong.
— „Terima kasi aku hanjaa sekedar bertanja sadja. Niaiku kesana sebenarnja ha-
17