Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri VI.pdf/6

Halaman ini tervalidasi

Betapa sedih keluarga Yo Tjie karena ditinggalkan seorang suami jang setia dan radjin bekerdja, namun kesemuanja itu telah terdjadi dan tak dapat diusik lagi, sebab datangnja peristiwa tidak seorangpun dapat men duga duga, kemalangan dan keuntungan itu memang datangnja mendadak, tiba2 dan tak terkira sehingga tidak dapat mengira atau menduga duga. . . .

Memang hidup didalam dunia ini tidak ubahnja seperti perahu jang berlajar dilaut lepas jang menudju kepulau harapan. Kalau kita takut dan djera akan ombak dan gelombang. kita akan tenggelam dan terbenam, tidak a- kan mungkin menijapai pantai tudjuan. Ombak besar2 jang bergulung gulung itu sudahlah mendjadi adat laut, batu karang jang runtjing dan bestjongol-tjongol itu mendjadi perhiasan bagi pantai pesisir lautan, djadi untuk bisa mentjapai pulau harapan. haruslah kita berdjoang, pandai mengatur kemudi dan merawat lajar djuga harus mempunjai tekad dan keberanian jang teguh, kokoh dan bulat Dengan demikian kita dapat mengemudikan biduk dengan tenang, dapat menghindari karang jang tadjam dan runjing2. lurus menunjukkan arah biduk kita kepantai harapan dan dibalik batu2 karang itulah akan kita temui matahari jang bersinar terang!

Untunglah istri Yo Tjie adalah seorang wanita jang tabah dan berdjiwa besar, ia menjadari akan apa jang dialaminja sebagai kenjataan hidupnja.

Pengertiannja seseorang hanja dapat hidup temang dan merasakan bahagia djika ia mau

5