Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/22

Halaman ini telah diuji baca

kolonial”. Sebagai akibat mutlak timbullah „perang-kolonial” jang ke I, Pihak Luar-Negeri merasa perlu pula untuk bertjampur-tangan dan menekan dan memaksa terlaksananja „persetudjuan Renville”. Timbullah „perang-kolonial” jang ke II. Atas putusan „Persatuan Bangsa-bangsa” datanglah zaman K.M.B. dengan persetudjuannja, jang seperti persetudjuan-persetudjuan Linggardjati dan Renville, hanja dapat disahkan sebagai persetudjuan jang berdasar „compromis”. Sjukurlah Tuhan tetap terus melindungi kita, Tentara nasional kita, bersama-sama dengan para pemuda, bahkan dengan seluruh rakjat dapat merupakan „tentara-gerilja”, jang amat ditakuti oleh Belanda dan kawan-kawannja Luar-Negeri. Segala apa jang ditjiptakan oleh pihak Belanda, ja’ni perpetjahan dan perpisahan rakjat, berdirinja daerah-daerah dan negara-negara bagian diseluruh Indonesia, kemudian runtuh semua, Pada saat ini Negara Kesatuan menurut proklamasi 17 Agustus akan pulih kembali. Ini semua adalah buah dari siap sedianja rakjat kita, untuk meneruskan perdjuangannja, setjara mati-matian. Dan inilah buah pemeliharaan serta latihan semangat perdjuangan, sejak 20 Mei 1908, empatpuluh dua tahun jang lampau.

Marilah pada hari ini kita merenungkan, peladjaran apakah kiranja jang dapat kita pungut dari pada sedjarah perdjuangan kita sedjak 20 Mei 1908 itu. Dapatlah kiranja peladjaran itu kita simpulkan demikian:

  1. terbuktilah, bahwa seluruh rakjat, dalam segala lapisannja, menghendaki kemerdekaan nusa dan bangsa, lepas dari pendjajahan dari siapapun;

23