gemilang dari Revolusi Sosialis Oktober 1917 di Rusia, mempunjai pengaruh jang sangat besar pada gerakan revolusioner Rakjat Indonesia. Memindjam perkataan Kawan Mau Tje-tung „Salvo revolusi Oktober menjedarkan kita akan Marxisme-Leninisme. . . . . . . . . Kawan Aidit menjatakan, bahwa „orang² progresif Indonesia tidak ketinggalan dalam menjambut salvo Revolusi Oktober jang besar itu”. (Lahirnja PKI dan Perkembangannja). Diberbagai lapangan didalam masjarakat telah timbul aksi² kaum buruh, kaum tani dan golongan² Rakjat lainnja, sebagai akibat penghisapan kolonialisme Belanda jang semakin intensif selama perang dunia pertama. Pemberontakan² Rakjat telah terdjadi di Djambi (Perang Kelambit) th. 1917, Palembang (Pemberontakan Serikat Abang) pada th. 1918, Tjimareme th. 1919, di Semarang (demonstrasi „Tjaping kropak”) tahun 1918. Bahkan di Surabaja timbul pemberontakan dikalangan tentara kolonial Belanda tahun 1919. Meningkatnja perdjuangan Rakjat Indonesia, ditjerminkan dalam tulisan² pemimpin² PSDH, diantaranja tulisan Sneevliet dalam suratkabar² De Indier dan Het Vrije Woord, jang antaranja menjatakan: „. . . . . . . . . . . . bunji lontjeng kemenangan Rusia akan sampai terdengar dikota² dan desa² negeri ini. Disini Rakjatnja hidup menderita, sepandjang abad Rakjatnja sengsara, . . . . . . . . . . . . Revolusi Rusia memberi peladjaran kepada kita. Di Rusia mereka menang sekarang, karena perdjuangannja jang terus-menerus.
„Perdjuangan kita sekarang berat, tetapi tidak boleh lemah, setengah², bimbang atau tidak jakin. Dia menuntut perdjuangan jang penuh dan keberanian jang besar. Tidakkah kalian mendengar lontjeng kemenangan itu? Terus berdjuang dan hasilnja lain tidak, bahwa Rakjat Djawa dan Indie akan menemukan pula kemenangan sebagai Rakjat Rusia: zegepraal” (Kemenangan).
Karena tulisannja itu Sneevliet diseret kepengadilan.
11