Karena pengedjaran² jang makin diperhebat untuk menangkap pemimpin² PKI, beberapa anggota CC menghindarkan diri ke Singapura untuk berhubungan dengan pemimpin² PKI lainnja jang sedang berada diluarnegeri. Pemerintah kolonial Inggris di Singapura mentjium djedjak² mereka dan berusaha keras untuk menangkapnja, tetapi berkat keuletannja usaha² itu tidak berhasil.
Sementara itu dibeberapa tempat di Indonesia aksi² Rakjat semakin sengit, bahkan sampai meningkat kepada pemberontakan ketjil²an di-desa². Dalam keadaan jang demikian, meletusnja suatu pemberontakan Rakjat, tidak bisa dihindarkan!
Setelah melihat kenjataan bahwa meletusnja pemberontakan Rakjat tidak mungkin ditjegah, PKI tampil kedepan untuk memberikan pimpinannja, dengan membentuk comite² pemberontak. Ini adalah sikap jang sangat tepat dari Partai. Hanja dengan sikap PKI ini pemberontakan jang tidak bisa dihindarkan itu bisa bermanfaat bagi gerakan Rakjat, karena dengan demikian ia mendjadi aksi politik jang penting.
Dalam persiapan pemberontakan ini tidak sedikit kader² wanita a.l. Munasiah, Sukaesih, dll. jang ikut mengambil bagian aktif, bahkan tidak djarang mereka mendapat tugas untuk melakukan pekerdjaan² jang gawat dan bertanggungdjawab.
Pada malam tanggal 12/13 November 1926 telah meletus pemberontakan kaum tani didesa Menes (Banten). Pada malam itu djuga terdjadi penjerbuan terhadap pendjara Glodok dan Kantor Tilpon Kota di Djakarta.
Pemberontakan² ini mendjalar keberbagai daerah, seperti Priangan, Surakarta, Kediri dll. daerah di Djawa. Kemudian pada malam tanggal 1 Djanuari 1927, terdjadilah pemberontakan di Silungkang (Sumatera Barat).
Pertempuran antara Rakjat dengan alat² pemerintah
26