trotskis sebagai tjetjunguk²nja, dengan djalan menjelundupkannja kedalam tubuh Partai. Usaha² ini mengakibatkan banjaknja kader² Partai jang tertangkap, kemudian disiksa dan didjatuhi hukuman mati dengan potongleher seperti di-pendjara² Sukamiskin, Kalisosok, Ambarawa, Tjipinang, dsb. Bentuk² siksaan ditempuh oleh anggota² PKI dan Rakjat Indonesia dengan tabah, seperti, pentjabutan kuku, meminumkan air sabun, menjiksa dengan puntung rokok, menggantung dengan kepala dibawah, memetjut dengan tjemeti, dsb. Sebagai akibat siksaan berat ini, tidak sedikit jang meninggal, sakit ingatan dan merana sepandjang hidup. Patut ditjatat keuletan anggota² Partai dan kaum progresif lainnja jang dalam pendjara tetap mempunjai semangat perlawanan jang tinggi, seperti mendirikan organisasi Utusan Indonesia di Sukamiskin.
Karena penindasan, perampokan dan penghinaan kaum militeris Djepang jang tidak terderita lagi, aksi² Rakjat makin meluas, dan telah timbul pemberontakan lokal terhadap balatentara Djepang, seperti jang terdjadi di Singaparna, Indramaju, Semarang, Aron (Sumatera Timur), Baju (Atjeh), dll. Djuga dikalangan: mahasiswa dan pemuda telah bangkit perlawanan, sedangkan dikalangan tentara Peta (Pembela Tanahair) telah timbul pemberontakan jang sangat terkenal jalah di Blitar dan Kediri. Perlawanan anti-fasis ini semakin meningkat, lebih² oleh dorongan kepahlawanan dari Tentara Merah Uni Sovjet jang terus-menerus mentjapar kemenangan dalam mengalahkan kekuatan fasis.
Menara Merah organ ilegal PKI telah mendjalankan peranan penting dalam membangkitkan semangat perlawanan Rakjat anti-Djepang.
Mengenai perdjuangan anti-fasis ini, Kongres Nasional ke-V PKI telah menjimpulkan: ,,Front anti-fasis tidak hanja berhasil menarik burdjuasi nasional, tetapi djuga sebagian dari burdjuasi komprador merupakan tambahan kekuatan dalam front anti-Djepang. Tetapi
42