Halaman:ADH 0001 A. Damhoeri - Bumiku Yang Subur.pdf/12

Halaman ini tervalidasi

- 8 -

Sekarang kita turutkan jalan arah selatan. Satu kilo meter dari kota kita sampai di Labuh Silang. Disana jalannya bersimpang empat. Yang ke kanan ke Situjuh, Barulak dan terus ke Batu Sangkar. Yang ke kiri melewati Tiakar, Payobasung dan sampai ke Taram. Sebelum sampai di Labuh Silang kita melewati sebuah jambatan diatas batang Agam. Nama jambatan itu ialah Jambatan Ratapan Ibu. Dinamakan demikian sebagai dalam masa agresi banyak para pejuang kita mati ditembak serdadu Belanda diatas jambatan itu. Untuk peringatan disana sekarang dibangun sebuah tugu berbentuk patung seorang wanita yang menunjuk ke arah batang Agam.

Enam kilo meter dari kota kita sampai di Batang Tabit. Disana terdapat sebuah permandian yang ramai dikunjungi orang. Dari situ pula sumber air untuk ledeng di kota Payakumbuh. Enam kilo meter dari sana atau 12 kilo meter dari kota Payakumbuh kita sampai disebuah daerah yang bernama Gadut. Jangan salah-salah. Di daerah Kabupaten Agam terdapat pula sebuah desa yang bernama Gadut juga. Di Padang ada pula yang bernama Ulu Gadut. Malahan di Negeri Sembilan (Malaysia) terdapat sebuah kampung yang bernama Sungai Gadut.

Disana terdapat sebuah pekan yang ramainya setiap hari Rabu (Arbaa). Sehingga dinamakan Pakan Rabaa. Pekannya ramai. Dahulu tempat kedudukan camat. Disana ada sebuah sekolah SMP.

Kira-kira setengah kilo meter menjelang Pakan Rabaa itu terdapat sebuah tikungan. Dari sana sangat bagus pemandangan ke arah timurnya. Kelihatan sebuah dataran yang luas dan amat subur. Penuh dengan sawah-sawah, pokok-pokok kelapa, bukit-bukit kecil yang disana dinamakan 'ngalau'. Ngalau itu menghasilkan kapur. Membelah dataran itu dari utara ke selatan mengalir sebatang sungai yang bernama Batang Sinamar. Sungainya tidak