Halaman:ADH 0001 A. Damhoeri - Bumiku Yang Subur.pdf/25

Halaman ini tervalidasi

- 21 -

krong dimuka mulutnya. Tetapi tak lama ia berpikir sebab sebentar saja "haaaap" umpan disambar. Namun, pada umpan ada mata pancing yang pakai piarit dan melekat di bibirnya. Terasa berat papa menarik pancingnya dan tergantung-gantunglah si ikan limbat sambil menggelepar-gelepar sebagai suatu perotes. Ya, malang bagi si limbat tetapi mujur bagi papa.

Kemudian diulangi lagi, dicari sasaran yang lain. Kalau kelihatan lalu diulangi kembali seperti tadi. Dalam semalam kadang-kadang dapat sampai enam ekor yang besar-besar. Tetapi ada juga limbat itu yang merasa curiga agaknya. Baru saja umpan tiba dimuka mulutnya, "rrrrt" secepat kilat iapun berenang seperti torpedo cepatnya.

Tetapi setelah berkali-kali dilakukan demikian ikan-ikan ini emoh makan umpan. Malahan kalau kelihatan cahaya saja merekapun kabur entah kemana. Memang ikan ini termasuk ikan yang cerdik dan lihay.

Sarangnya dibuatnya dalam lubang. Digalinya tepi tebat dan dibuatnya lubang yang berbelok-belok. Pada ujung lubang itu ada semacam gua yang dilapisi dengan serabut atau sabut kelapa. Dalam gua itulah mereka diam berdempet-dempet, bergumpal-gumpal. Rongga tempat tinggal ikan itu dinamakan "kukuban". Jika dapat kukuban limbat itu, tentu makan besarlah.

Pada suatu kali kami melepas tebat. Tidak seekor ikan limbatpun yang dapat. Mereka tentu sudah kabur bersembunyi dalam kukubannya. Papa mencoba mengorek-ngorek tepi tebat memeriksa kalau-kalau ada limbatnya. Tetapi papa mendengar ada suara-suara aneh dari dalam lubang itu. Bunyi kecepak kecepuk dalam tanah. Nah, barangkali keluarga sang limbat sedang panik menyembunyikan diri.

Tepi tebat setentang kukuban itu digali dengan pacul.