Halaman:ADH 0004 A. Damhoeri - Langit Kelabu diatas Mekah.pdf/70

Halaman ini tervalidasi

- 65 -

pis-tipis dan dijadikan makanan. Tulang rusak suh dapat dihitung. Namun semangat mereka tak pernah ntur. Semakin mereka sengsara semakin khusyuk reka beribadat kepada Tuhan. Semangat mereka tak ernah padam dalam menegakkan agama Allah. Pada waktu a mereka tetap menjalankan ibadat. Dan tak lupa berdoa kepada Tuhan.

Tetapi tidaklah semua mereka berhati buas dan ejam serta tidak ber prikemanusian. Ada juga anara mereka yang termasuk keluarga dekat nabi MUhamad. Atau mempunyai darah keturunan yang sama. Atau iapa saja yang antara mereka yang mempunyai rasa belas kasihan.

Dengan diam-diam dan sembunyi- sembunyi mereka engumpulkan bahan-bahan makanan dan pakaian. Dan emuanya mereka kirimkan dengan secara rahasia ke ukit Safa. Biasanya hal itu dilakukan pada tengah malam sewaktu alam sunyi senyap. Sebab mereka takut kalau tindakan mereka diketahui oleh Abu Jahal dkk. Kalau ketahuan yang bersangkutan akan disiska dengan amat kejamnya.

Tetapi ratap tangis anak- anak yang kelaparan, yang kedinginan berselimut embun dibawah kaki bukit Safa, mencengkam dan mengunggah perasaan mereka. Sehingga sellau saja ada bantuan rahasia itu yang dikirimkan ke bukit Safa.

Tetapi apalah artinya bagaikan setetes embun dipagi hari. Namun kaum Muslimin tak pernah melupakan welas kasih penduduk Mekah yang masih mempunyai hati yang penyantun itu.