dan air tidak dapat masuk. Cara sedemkian tidak terdapat lagi dan mayat dikuburkan dalam tanah. Bilamana seorang bangsawan meninggal dunia, upa- cara ini disertai dengan upacara kesenian antara lain kulintang yang peralatannya terdiri dari:
- 5 buah kulintang disebut : ganang
- 2 gimbal disebut: gondang
- 1 golantung disebut: gong.
Kulintang ini dimainkan selama upacara kematian, iramanye lagu-lagu sedih. Di samping itu di halaman rumah dihiasi dengan arkus dalam istilah Mongondow disebut "Pobangonan Arkus".- Pada tiang arkus dipasang bendera putih yang melambangkan berduka. Tiang-tiang rumah dibungkus dengan kain putih, hiasan-hiasan di rumah ditutup dengan kain putih.
Ranjang tempet pembaringan mayat (jenazah) dihiasi dengan kelambu, lapi-lapi dan pada bahagian kepala dan kaki dipasang payung hitam, lantai-nya dibentangkan permadani.
Makanan yang disediakan pada waktu itu ialah : bermacam-macam ketupat antara lain yang disebut: Paramaka artinya ketupat yang berbentuk binatang, juga ada yang berbentuk burung, ikan, sisir, itik dan bermacam-macam kue.
Orang-orang yang berkabung karena kematian dari salah seorang anggota kerabatnya dapat diketahui dan dikenal karena mereka selalu memakai selendang putih, apabila mereka berjalan, selendang tadi dikenakan dibahu atau dikenakan di kepala sebagai kerudung. Pada saat seseorang neninggal dunia, maka berdatanganlah semua orang desa, maupun dari luar desa, ke rumah yang ada kedukaan untuk menyatakan turut bercuka cita. Mereka yang datang ada yang membawa sumbangan berupa uang atau bahan makanan. Demikian peringatan - peringatan selanjutnya dari orang yang telah me-
132