Halaman:Aku Ini Binatang Jalang.pdf/10

Halaman ini telah diuji baca
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah ...


 Akan tetapi, “Sajak Putih” yang ditulis Chairil di atas sepucuk kartu pos terdiri dari empat bait.[1] Dengan kata lain, ada satu bait yang hilang (atau dihilangkan) dalam “Sajak Putih” versi TMT tadi. Bait itu adalah:

Buat Miratku, Ratuku! kubentuk dunia sendiri,
dan kuberi jiwa segala yang dikira orang mati di alam ini!
Kucuplah aku terus, kucuplah
dan semburkanlah tenaga dan hidup dalam tubuhku


 Pertanyaan kita di sini adalah: siapa yang menghilangkan bait terakhir ini? Pengarangnyakah (Chairil Anwar) atau penerbit buku TMT (Balai Pustaka)?

 Teeuw pun pernah menyinggung perbedaan redaksi sajak “Kawanku dan Aku” yang terdapat dalam DCD dan KT. Menurut Teeuw, “Kawanku dan Aku” versi KT-lah yang “lebih menarik dan lebih berhasil dari segi koherensi dan konsistensi”.[2] Namun demikian, Teeuw juga menambahkan bahwa “masalah versi mana yang lebih menarik dari segi mutu sastra harus dibedakan dari masalah lain, misalnya masalah versi mana yang lebih asli, atau versi mana yang lebih baik menurut intensi atau pilihan si penyair sendiri”.[3]


*



  1. Lihat Jassin, ibid., hal. 317.
  2. Lihat Teeuw, op. cit., hal. 25.
  3. Ibid., hal. 26.

xi