Halaman:Amai Cilako.pdf/20

Halaman ini telah diuji baca

Simantung di parit putus
Jarajak di tanah taban
Tak dapak geragai lagi;
Tampek bagantuang nan lah putus
Tampek bapinjak nan taban
Tidak kamana manggabai lagi.

Ketika si Rombok berguling-guling memukul perut, saat itu datang Datuk Nagari Labih, dia berkata kepada si Rombok, tidak baik ditangisi orang nan pergi, dia telah diambil oleh nan punya, kita semua juga akan pergi kesana, mendengar kata Mak Datuk, tenang hati si Rombok, dan sunyi rumah gadang, penuhlah rumah oleh pelayat, duduk bersila di tengah rumah, maka berkata Datuk Tinggi, manalah kita semua, berunding malam berhabis minyak, berunding siang berhabis hari, alangkah baiknya diangsur juga, pekerjaan kita kata Mak Datuk.

Akan halnya nan muda-muda, bertugas menggali pusaro si Upik, semua ibu-ibu pergi berjalan mengambil air, selesai mandi mayat dikafani, ke rumah Labai Sutan, disembahyangkan bersamasama, selesai sembahyang didoakan, lalu dibawa ke tanah nan gembur, ke rumput nan telah dilayukan, ke kuburan Pandan Biduro, hari elok orang juga banyak, sehingga penguburan cepat selesai.

Selesai sudah sembah menyembah, berdoa beratik dan bertahlil, maka orang pun pulang, halnya Sutan Sati, Suami si Upik nan meninggal berhati sabar dalam ikhtiar harta Allah pulang ke Allah, sampai disitulah peruntungan.

Tiada guna direndang kacang
Dicaliak arah ciek-ciek
Diambil saja nan paguno;
Tak guna kaba diperpanjang
Di Kumpal disingkatkan
Diambil saja nan paguno.

9