Halaman:Amai Cilako.pdf/72

Halaman ini telah diuji baca

Ayam kurik rambaian tedung
Ekor menjalar masuk padi
Ambil tampurung berilah makan;
Dalam daerah tujuh kampung
Si Minah saja tepatan dihati
Nan lain boleh diharamkan.

Begitu kata si Nudin, bersungguh-sungguh serupa, begitu benar apa nan disampaikan, mendengar kata demikian, si Rombok sangat percaya, si Jamaris kaya raya, telah berkirim beribu-ribu, sampai tertebus sawah mandehnya, terbelikan perhiasan emas adiknya, uang datang dari Riau, setentang kepada si Aminah, mendengar kata si Nudin, tampak olehnya kata dahulu, tatkala ia bercerai, tidak salah kita berdua, salah dari amai kita, bercerai karena orang, akan hal si Minah, pada suaminya dahulu teringat juga.

Sepuluh kali ditampi
Namun berbedak terus juga;
Sepuluh kali suami berganti
Namun nan lama terkenang juga.

Susah rasa hati si Minah, teringat akan elok Jamaris, tetapi sungguh demikian, ditarimo garak Allah, sudah nasib dengan bagian, semenjak mendengar kata si Nudin, hati tiada senang lagi, dihasut anak dengan suaminya, namanya saja jadi guru, lazim guru penyayang, pengasih dengan anak kecil, entah apa nan diberinya, takut anak kepadanya, doa penakut diberikan, banyak orang berbapak tiri, tidak serupa dengan guru Dunia, bersayangan dengan anaknya, guru disindir dan dibanding, hati serupa bujang, tidak tahu ditua kita, begitu juga si Minah, duduk bermenung-menung sendiri, masa itu entah hari nan buruk, entah masa nan tidak baik, guru Dunia turun tangga, tidak sengaja anak dijanjang, terinjak tangan si Upik, menangis memekik-mekik, anak si Minah, sakit tangannya terinjak guru, si Rombok muncul dari dapur, berapalah belalak mata, dan keras suaranya, tidak elok guru begitu, mentang anak tidak berbapak,

61