Minah, anak duduk ditengah-tengah, mobil berjalan siang malam, sesampai di Pasar Bangkinang, banyak orang turun naik, mana nan lapar turun juga, pagi-pagi pukul enam, mobil berjalan ke Pekanbaru, hari Senin tibalah di Pekan Baru, turun pula si Rombok di sana, dijunjung bungkusan di kepala, anak dibimbing satu seorang, dicari kedai tempat bermalam, sembari bertanya-tanya kepada orang, pada masa itu ada, orang muda dengan istrinya, manalah sutan nan berdua, kemana sutan hendak berjalan, rantau mana nan akan ditempuh.
Menjawab orang muda, maksud hati mau ke Riau, dengan kapal hari Selasa katanya, mendengar kata demikian, senanglah hati si Rombok, berkata mandeh si Minah, sama semaksud kita, saya hendak ke sana juga, bawa bersama saya oleh sutan, saya belum terbiasa, tidak pernah berjalan jauh, mendengar kata si Rombok, menjawab orang itu, turutkan saya oleh mande, kita bermalam di kedai, kedai besar pasar pusat.
Akan halnya si Rombok, merasa mujur mendapat kawan, pada malam hari itu, ia berbicara sambil berbincang, ditanya nama orang bujang, bernama si Bujang Ata, bergelar Sidi Ata, nan perempuan Upik Lepok, orang Sikapak Pariaman, pada malam semalam itu, tidak ada mata terlelap, ingatan hanya ke Riau, dua kali ayam berkokok, kokok ketiga hari siang, hari sudah sangat siang, terdengar bunyi orang di halaman, bangunlah si Rombok, bangun pula si Minah, dibawa anak membasuh muka, selesai membasuh muka, diminum kopi secawan, diminta katan goreng pisang, berkata Sidi Ata, manalah mande nan berdua, dibeli tiket kapal, mari saya tolong membelikan, mendengar kata demikian, diberi uang beli tiket, maka berjalan Sidi Ata, kira-kira pukul sebelas, dibawa tiket empat helai, berkata Sidi Ata, segera kita berkemas, usah kita berlalai-lalai, orang banyak akan berlayar, pada masa dewasa itu, berjalan masuk kapal, orang banyak keluar masuk, tiba di dalam kapal, dikembangkan tikar tempat tidur, dituruti saja Sidi Ata, tidak lama antaranya, kapal berjalan lagi, berlayar di Sungai Siak, hari Jumat tiba kapal, kapal menempuh laut basa, Sidi Ata membawa si Rombok, ke rumah gadang Tanjung
67