Halaman:Amerta - Berkala Arkeologi 2.pdf/14

Halaman ini tervalidasi

dan Songgoriti terang termasuk bangunan-bangunan yang tertua di Jawa Timur, kedua-duanya jelas menunjukkan bentuk Jawa Tengah. Candi Badut ada dihubungkan dengan piagam yang terkenal yang terdapat di Dinoyo (di sebelah timurlaut Badut) dari tahun 760 M, dan meskipun belum pasti benar apakah memang candi itu yang tersebut di dalam piagam itu, candi itu tentu berasal dari zaman itu juga, kalau pun tidak lebih tua. Songgoriti dapat kita tempatkan dalam waktu antara abad ke-7 dan ke-8. Candi Kidal, sebuah contoh yang klasik dari bangunan yang bercorak Jawa Timur, berasal dari zaman permulaan Kerajaan Singosari dan didirikan di sekitar tahun 1260 M. Candi Singosari di sekitar tahun 1300 M, dan candi Jago, yang sudah jelas menunjukkan keistimewaan-keistimewaan Indonesia, kira-kira tahun 1350 M. Sumberawan dan Watu Gede mewakili bentuk bangunan yang lebih muda dan kira-kira berasal dari abad ke 14.

Kunjungan kepada peninggalan-peninggalan itu baiklah, jika ada waktunya, dilakukan dalam beberapa tamasya. Candi-candi Jago dan Kida yang agak berdekatan letaknya, dapat dikunjungi berturut-turut. Dari jalan besar dari Malang ke utara orang membelok ke kanan di dekat Blimbing, dan dengan melalui tempat pemandian Wendit (dahulu tempat pemandian kuno, dan di situ masih ada beberapa buah patung) sampailah orang di Desa Tumpang, tempat Candi Jago terletak. Dari sana hanya tinggal beberapa kilometer saja ke selatan akan terlihat Candi Kidal. Kemudian orang akan dapat sampai ke jalan besar lagi dengan melalui jalan tadi kembali, atau memutar sedikit dari Candi Kidal melalui Tajinan.

Untuk mengunjungi Candi Singosari orang melalui jalan besar dari Malang terus ke utara. Setiba di Singosari, lewat sedikit dari pasar, orang membelok ke kiri ke barat. Tidak lama kemudian tampak candi itu di sebelah kanan, dan beberapa ratus meter dari situ, di alun-alun, terdapat dua buah arca penjaga yang besar sekali. Jika hendak terus ke Sumberawan maka tidak jauh di sebelah barat candi itu ada jalanan yang hanya sebagian dapat dijalani dengan mobil. Kemudian dengan berjalan kaki orang akan sampai ke candinya. Pada waktu pulang orang dapat mengunjungi Watu Gede, ialah sesampainya di Singosari segera membelok ke sebelah timur setelah memotong jalan kereta api. Tempat pemandian itu terletak kira-kira di belakang stasiun Singosari.

Candi Songgoriti dan Badut dapat juga diambil bersama-sama. Songgoriti terletak tidak jauh setelah melewati Batu. Untuk sampai ke candi itu orang mengambil jalan besar dari Malang ke barat-laut. Akan mengunjungi Badut, di dekat Dinoyo orang membelok dari jalan tersebut ke selatan hingga Karangasem, kemudian dengan berjalan kaki ke sebelah barat orang melewati Kali Metro dan tidak jauh dari situ terletak Desa Badut. Candinya terletak tidak jauh dari Situ.

CANDI JAGO

Candi Jago terletak di Desa Jago di dekat Tumpang. Candi ini dahulu bernama Jayaghu dan terkenal sebagai tempat terletak bangunan suci corak Buda makam Wisnuwardhana, raja yang keempat dari wangsa Singhasari, yang meninggal pada tahun 1268 M. Jadi candi itu tentulah didirikan di sekitar tahun tersebut. Tetapi apa yang kita lihat sekarang bukanlah bangunan yang asli, melainkan sebuah pembaharuan atau hasil perombakan secara besar-besaran yang dikirakan terjadi di sekitar tahun 1350 M. Hal itu tampak pada susunan bangunan tersebut. Bangunan itu ialah bangunan berundak-undak seperti yang lebih biasa kita dapatkan di zaman Jawa Timur akhir, dalam arti bahwa punden yang sebenarnya tidak terletak di tengah-tengah benar, tetapi bergeser ke belakang. Juga ukiran-ukiran yang berbentuk wayang menunjukkan pembangunan dari zaman kemudian.

Dari luar ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Candi Jago itu bersifat Buda. Hanya salah satu dari relief-relief yang terukir di situ menggambarkan sebuah ceritera Buda. Jelaslah dengan itu bahwa tidak ada lagi perbedaan yang nyata antara kedua agama negara, agama Siwa dan agama Buda, meskipun secara resmi keduanya dianut berdampingan. Kedua agama itu haruslah telah bercampur erat, sehingga lama kelamaan merupakan satu kesatuan. Dan kesatuan itulah yang memungkinkan seorang raja menjadi penganut Buda, bahkan dapat menjadi seorang Caiwa-Budha, dan dapat dijenazahkan dan dipuja-puja dalam bentuk ini.

Tetapi baiklah kita kembali kepada candi Jago. Sebenarnya arca-arcanyalah, yang ada di

9