penyelidikan untuk mengetahui bentuk semula Candi Brahma dan Wishnu, candi yang kembar, yang sampai sekarang baru diketahui kembali bentuknya sampai pada atap tingkat yang kedua. Susunan-susunan percobaannya dipasang di luar pagar halaman.
Walaupun pekerjaan-pekerjaan ini mengambil banyak sekali tenaga untuk penyelidikan secara ilmu pengetahuan, di daerah sekitar Prambanan pun terus dilakukan penyelidikan pula, ialah di dataran Ratuboko, di mana sedang dibina kembali sebuah gapura pada sebelah Barat, dan di Plaosan. Dari percandian Plaosan Utara, bentuk candi induk selatan telah dapat ditunjukkan dengan susunan percobaan-percobaan yang dipasang di sekitarnya. Dari candi ini sekarang sedang di selidiki keadaan pondamennya untuk dapat mengetahui riwayat bangunan candinya serta teknik bangunannya dewasa itu. Pertulisan-pertulisan yang banyak diketemukan dan pada berbagai candi dari kelompok ini sangat menarik perhatian ahli epigrafi dinas kami.
Di Borobudur telah diperoleh kesempatan untuk menyelidiki tanah pada bagian barat halaman, setelah rumah pasanggrahan dibumihanguskan, tetapi hasilnya kurang daripada yang kita harap-harapkan. Beberapa bagian fondamen dari dua bangunan diketemukan, mungkin sekali pendopo, yang hampir bujur-sangkar bentuknya. Di antaranya terdapat sangat banyak paku-paku dari perunggu dan sebuah genta perunggu pula. Setelah dibersihkan genta tersebut dikirim ke Museum Jakarta. Akan menggantikan pesangrahan yang dulu, telah diadakan pernbicaraan-pembicaran dengan P.U.P. Jawa Tengah di Semarang, yang menghasilkan persetujuan, bahwa pesanggrahan yang baru akan direncanakan oleh Dinas Purbakala, dan penyelenggaraannya oleh mereka. Rencana tersebut telah diselesaikan dalam bulan yang lalu dan dikirim ke Semarang.
Penyelidikan di Desa Ngempon, dekat Ungaran, berjalan terputus-putus, berhubung dengan peraturan Jawatan Perjalanan, bahwa seorang pegawai hanya diperbolehkan diperbantukan di luar kedudukannya selama-lamanya 3 bulan. Percandian yang letaknya di sebelah utara Jawa Tengah ini, yang sangat mungkin dibangun di dekat sebuah sumber, menunjukkan banyak keanehan-keanehan, yang mungkin kelak akan dapat nyata penting sekali untuk pengetahuan tentang candi-candi Jawa Tengah Utara. Dalam mempelajari kekunoan-kekunoan Islam, seksi bangunan mencurahkan perhatiannya pula. Selama 3 bulan seorang pegawai kami telah memotret dan mengukur berbagai-bagai kekunoan di Kudus dan sekitarnya.
Penjagaan dan pemeliharaan pun selalu mendapat perhatian sepenuhnya. Tentang Sumatra telah disebut di muka. Di Jawa untuk peninggalan-peninggalan yang penting telah diangkat sejumlah juru kunci yang secara berkala diperiksa pekerjaannya oleh juru pelihara yang selalu berjalan keliling. Ternyatalah bahwa Dinas Purbakala dan undang-undang kepurbakalaan di pelbagai tempat belum cukup dikenal orang. Dalam hal ini kami mengharap sangat bantuan Perwakilan-perwakilan Jawatan Kebudayaan untuk lebih memperkenalkan hal tersebut di daerahnya masing-masing, terutama kepada pihak Pamongpraja. Masih saja banyak temuan-temuan yang tak dilaporkan oleh penduduk dan tiap-tiap kali ternyata ada arca-arca yang dijual tak semestinya.
3