― 44 ―
Lantaran boleh melanggar pri kesopanan, maka itoe saia poenja pena tida bisa meloekisken lebi trang perboeatannja dari itoe doea menoesia kedji, tapi toch pembatja soeda bisa tebak sendiri!
Inilah ada pertama kali, jang si Ros soeda tida pegang lagi kehormatan dirinja dan tida berlakoe djoedjoer pada soewaminja; maskipoen betoel ada berlipet ganda ia poenja kesenangan, jang ia telah merasaken dari itoe djedjaka moeda, tetapi itoe kesenangan jang tjoema di rasaken boeat sementara waktoe sadja nanti membawa kemelaratan atas dirinja saoemoer idoepnja; maka baeklah orang-orang prampoean jang berparas ellok soeka pikir lebi djaoe, seblonnja ia berboeat satoe perboeatan jang tersesat: kesoetjian ada berharga sanget besar bagi saorang prampoean, satoe machloek jang lemah, kerna satoe istri jang berhati soetji, tentoe di hargaken tinggi oleh satoe soewami jang bidjaksana, jang soeka banting toelangnja boeat mentjari wang aken di pake goena kesenangannja ia poenja istri. Maka tersesat sekali pikirannja itoe prampoean-prampoean tjantik, jang hatinja tida bisa djoedjoer pada soewaminja. Brapa lamanjatah ia bisa tinggal eilok? Pada kemoedian hari, djika ia poenja roepa jang manis soeda beroba seperti satoe boenga jang soeda lajoe, ia nanti tersepak kesana-sini seperti satoe bola.
Pembatja tentoe maoe menanja, kemana peginja itoe prampoean pementopan, kenapa ia bole biarken sadja anak prampoeannja berdjina, baekiah disini kita membri ketrangan.
Koetika si Isah adjak kloear dari itoe tempat, ia laloe bisikin di koepingnja itoe iboe doerhaka dengen berkata:
„Njonja, itoe baba ada sanget tjinta pada nona poenja anak prampoean, djika njonja maoe terbebas dari itoe oetang, baeklah njenja biarin sadja ia orang berdoea, dia soeda bilang pada