— 60 —
„Hai, akoe moesti roba perboeatankoe jang tersesat !” berkata itoe tjoete-idoeng-poeti dengen soewara didalem Meher.
Sedari itoe waktoe ia tida maoe toeroetin napsoenja lagi, dan seboleh-boleh ia melawan dengen kras kemaoeannja ia poenja hati. Boeat terbebas dari segala bahaja jang ada mengantjem di atas dirinja. Ia taoe djoega jang ia poenja harta banda tida sampe berpengaroe boeat lindoengken dirinja dari ia poenja perboeatan djahat.
Ia angkoet sama sekali itoe prabot roema tangga jang ada didalem ia poenja tempat plesiran, sedeng itoe roema ia lantes sewaken pada orang.
Lantaran si Isah telah banjak boeang boedi padanja, maka ia tiada melarang roemanja di goenaken troes sebagi sarang djoedi dengen tida ambil oewang sewa; maka begitoelah didalem itoe gang soeda tida terdjadi lagi perkara jang boesoek.
Dan itoe tjoete-idoeng-poeti poen soeda soeroe ia poenja iboe melamar satoe gadis jang eilok boewat djadi ia poenja istri, lamaran mana telah di trima dengen baek dari fihak orang toeanja itoe anak prampoean, hingga ia djadi menika dengen itoe gadis, pada siapa ia bisa djato tjinta dengen segenep hati, maka ia djadi idoep broentoeng dengen istrinja. Oleh kerna sedari itoe waktoe ia telah toentoet ia poenja pengidoepan dengen djalan jang betoel, maka ia poenja harta peninggalan dari Almarhoem ajahnja tiada mendjadi moesna, malahan semingkin hari mendjadi bertamba.
Liatlah, pembatja! Allah masi ada itoe kemoerahan hati boeat membri ampoen pada satoe menoesia doerhaka sebagitoe tjoetee-idoeng-poeti, oleh kerna ia bertobat aken berboeat lagi pekerdja'an jang kedji dan roba ia poenja haloean jang tersesat. Djika ia tiada mendapet pikiran jang betoel