- 7 -
poen merasa berat boeat berpisa dari itoe anak-anak sekola.
Ajahnja dari itoe semoewa hakseng-hakseng, jang dapet kabar bahoewa itoe goeroe hendak brangkat poelang ka Batawi, marika lantes anter barang-barang dan boeah-boeahan, boeat itoe goeroe jang boediman dahar didalem kapal.
Dengen stoom pergas jang djadi kepoenjaännja seorang Tionghoa hartawan pendoedoek di Tegal, Keng Hok di anter oleh brapa lid bestuur dari itoe roema sekola ka atas kapal.
Koetika kapal bersoeit boeat ka tiga kalinja, sekalian orang jang menganter pada Keng Hok lantas toeroen kombali ka marika poenja stoom pergas, dan itoe kapal lantes angkat djangkar, laloe moelai tinggalken plaboean Tegal.
Lid-lid berstuur jang ada didalem itoe stoom pergas membri slamat djalan pada itoe goeroe, dengen kasi tanda sama sapoe tangan jang ia orang kiber-kiberin.
Keng Hok poen ada membales itoe pembrian slamat.
Dengen sekedjapan sadja ia orang soeda berpisa djaoe, kerna djalannja kapal ada sanget tjepet, hingga pemandangan dari kota Tegal, lantes djadi linjap.
Boeat berdiri lebi lama diatas dek ia slempang, ia nanti djadi moenta lantaran mabok laoet, maka dengen sigra ia laloe rebaken ià poenja badan di atas pembaringan didalem kapal.
Tetapi lantaran ia blon biasa naek kapal, maka tida oeroeng ia soeda djadi moenta-moenta, dan ia rasaken kepalanja ada sanget berat.
Di itoe waktoe ia telah djadi inget perkara-perkara jang soeda kedjadian pada itoe waktoe, tatkala ia masi ada di Batawi, teroetama dari kebaekannja si Boto jang brangkali di dalem ini waktoe lagi mendapet kesoesahan besar. Kita poenja pena tiada bisa leekisken, begimana kesoesahannja hatinja itoe djedjaka moeda. „Apa telah terdjadi di atas dirinja si Boto" ia berkata di dalem dirinja sembari berpikir.