Halaman:Anak Prampoean di Bikin sebagi Parit Mas - 03.pdf/9

Halaman ini telah diuji baca

— 11 —

Si Manis satoe prampoean jang begitoe moeda dan baroe merasaken itoe kesenangan doenia boeat bebrapa boelan sadja, sekarang soeda di tinggalken oleh ia poenja Baba dengen mendadak, hingga ia soeda djadi kelabakan seperti ikan tiada dapet aer.

Maski ia ada berdoeka tentang keilangan Babanja, tetapi lantaran ia poenja hati jang sedeng birahi soeda membikin ia tiada loepa aken berias saban hari. Boleh di bilang saban waktoe orang bisa liat si Manis poenja pakean sanget perlente. la tjoekoerin ia poenja moeka begitoe rapi, hingga tiada keliatan ada selembar boeloe kalong dan poles. moekanja dengen poepoer tebel tebel, hingga kliatannja amat medok; poen koendenja ada amat lijin. (Barangkali kaloe ada laier jang mentjlok di ramboetnja tentoe itse laier moesti terpleset dan djatokebawa).

Saban waktoe orang bisa liat djoega moekanja itoe Nona moeda, jang lagi nongkrong di depan pintoe dengen roepa jang kesel, tetapi matanja menengok dengen lirikan jang sarabat serebet ka sana sini, seperti apinja satoe Light house (roema jang di berdiriken di pinggir laoet dengen di taroken penerangan, jang apinja sebentar idoep, sebentar mati, soepaja kapal djalan di itoe laoeatan tida djadi kesasar !”)

„Hai! Bi! kenapa Baba engga taoe dateng, apa dia mara sama saja ?” tanja si Manis pada boedjang prampoeannja itoe Baron jang tinggal di itoe roema djoega.

„Ija! tapi Nona djangan terlaloe kesel, boleh djadi Baba lagi engga sempet, engga lama djoega dia misti dateng, masa dia tega tinggalken Nona setenga djalan !” kata itoe boedjang jang maoe hiboerin hatinja itoe Nona moeda.

„Itoe malem selagi dia maoe berdjalan poelang, dia tjloem saja berkali-kali, masalah bolehnja sekarang dia engga moentjoel-moentjoel. Barangkali dia oeda bosen sama saja ?”