Halaman:Angka Kematian Bayi dan Persoalan Kesehatan Ibu Hamil Dalam Budaya Madura.djvu/5

Halaman ini telah diuji baca

Jika angka kematian bayi memberikan gambaran yang mengkhawatirkan, setidaknya hal ini tidak terlihat pada angka harapan hidup bayi, di mana trend yang terjadi adalah peningkatan harapan hidup bayi. Pada tahun 2006, seluruh kabupaten di Madura memiliki angka harapan hidup bayi yang cukup baik, sebagaimana yang terlihat dalam Tabel 2. di bawah ini.

Tabel 2. Angka Harapan Hidup Bayi Tahun 2004-2006

Kabupaten Angka harapan hidup
2004 2005 2006
Bangkalan 62,40 62,00 62,20
Sampang 58,55 59,80 60,10
Pamekasan 64,45 62,20 62,45
Sumenep 62,20 63,40 63,65

Sumber: BPS Jawa Timur (2007a)

Dapat dilihat bahwa trend yang terjadi mengenai meningkatnya angka harapan hidup bayi dapat dikatakan sangat menggembirakan, meskipun peningkatannya tidak terlalu signifikan, terutama dengan tidak adanya kabupaten di Madura yang mencapai angka 80.00, di Jawa Timur sendiri, Kota Mojokerto yang mencapai angka harapan hidup paling tinggi hanya mencapai angka 70.70 dan disusul oleh Kota Blitar dengan angka harapan hidup sebesar 70.65, hal ini tentu saja menjadi perhatian banyak pihak. Persoalannya adalah, apa yang menyebabkan tingginya angka kematian bayi di Madura, apakah hanya faktor pelayanan kesehatan dan kesehatan ibu ketika hamil atau kah terdapat faktor-faktor lain yang menyebabkan hal ini terjadi, dan persoalan ini lah yang menjadi fokus dalam makalah ini.

AKB, AKI dan Persoalan Layanan Kesehatan di Indonesia

Persoalan lain yang melingkupi jika berbicara mengenai angka kematian bayi (AKB) adalah angka kematian ibu (AKI). Sangat disayangkan, baik BPS maupun Dinas Kesehatan Jawa Timur tidak merilis data mengenai

Angka Kematian Bayi dan Persoalan Kesehatan Ibu Hamil Dalam Budaya Madura.

5