Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/115

Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatra Barat

Jakarta. Bersama belasan sastrawan Sumatra Barat, Navis mengajak Darman ke “Pertemuan Sastrawan II” di Taman Ismail Marzuki pada tahun 1974. Pertemuan itu membuat Darman berkenalan dengan sastrawan-sastrawan terkenal di Indonesia, seperti Rendra, Taufik Ismail, Sutardji Calzoum Bachri, Goenawan Muhammad, Saini K.M., dan Wing Kardjo. Navis pula yang memberi kesempatan pertama pada Darman untuk bepergian dengan pesawat terbang. Bersama Armansyah Nizar, Darman mengikuti “Lokakarya Penulisan Cerita Anak Anak” yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di Cipanas, Jawa Barat pada tahun 1975. Ketika itu, Darman Moenir baru saja menikahi gadis pilihannya yang sekarang bernama lengkap Dra. Hj. Darhana Bakar pada tanggal 18 Mei 1975.

Perkenalan Darman dan Darhana dimulai semenjak tahun 1973 ketika gadis itu masih belajar di PGA (Pendidikan Guru Agama). Oleh Navis, Darman lagi-lagi diberi kesempatan perdana, kali ini berkunjung ke luar negeri, bersama istri pula. Mereka berdua berangkat ke Ipoh Malaysia untuk menghadiri “Hari Sastra: Konferensi Sastra dan Kebudayaan” pada tahun 1980. Perkawinan Darman-Darhana membuahkan enam orang putra putri, yakni: Tahtiha Darman Moenir (30 Mei 1976), Haiyyu Darman Moenir (21 Desember 1980), Alm. Abla Darman Moenir, Hoppla Darman Moenir (14 Desember 1982), Tastafti Darman Mocnir (29 Mei 1984), dan Asthwa Darman Moenir (23 Juni 1994). Keistimewaan istrinya itu menurut Darman adalah dia dapat menjadi teman diskusi yang menarik dan dengannya Darman merasa mendapat pendamping yang seimbang untuk berbagi dalam berbagai hal.

Semenjak tahan 1976 sampai tahun 1982, Darman Moenir turut mengasuh Grup Bumi bersama Wisran Hadi, Raudha Thaib, Hamid Jabbar, Harris Effendi Thahar, dan Herisman Is. Ia juga menjadi penasihat kelompok yang bergerak di bidang teater, seni, dan sastra di Kota Padang tersebut. Grup Bumi yang kemudian berkembang menjadi yayasan pada tahun 1983 didirikan dan diketuai pula oleh Darman Moenir.

Pada tahun 1981, Darman kembali memasuki dunia perkuliahan di Fakultas Sastra Universitas Bung Hatta, Padang untuk menyelesaikan jenjang pendidikan S-1. Namun, pada tahun 1983 ia pindah dari perguruan tinggi tersebut. Setelah diterima sebagai pegawai negeri sipil di Museum Negeri Adityawarman pada tahun 1984, ia melanjutkan

103