Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/118

Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatra Barat

Kampung Kecil (diterbitkan bersambung di surat kabar harian Haluan, Padang, 1977); Batu (diterbitkan bersambung di surat kabar harian Haluan, Padang, 1977); Riak Kecil (dimuat bersambung di surat kabar harian Pelita, Jakarta, 1993); dan Riak yang Lain (dimuat bersambung di surat kabar harian Pelita, Jakarta, 1993).

Bako yang diubah oleh Darman dari judul Mendiang telah disuntingnya sampai lima kali sebelum dipublikasikan. Ia mencoreti, mengubah, menambah, mengurangi, menyalahkan, dan membetulkan karyanya itu sebelum ia merasa puas membacanya. Ia mengirim karya tersebut ke Sayembara Roman Dewan Kesenian Jakarta, 1980. Ia memperoleh hadiah utama dan namanya pun disejajarkan dengan sastrawan besar Budi Darma (novel Olenka) dan Nasjah Djamin (novel Harapan). Sebelum diterbitkan Balai Pustaka, Pustaka Jaya berencana menerbitkan Bako dengan memintanya mengubah judul karena istilah bako belum familiar bagi masyarakat Indonesia, tetapi Darman keberatan. Bako kemudian diterbitkan oleh Balai Pustaka (cetakan pertama 1983) yang redaktur pelaksananya pada waktu di antaranya adalah Subagyo Sastrowardojo, Abdul Hadi WM, dan Hamid Jabbar.

Dendang yang merupakan novel tanpa suntingan dari penerbit itu juga diterbitkan oleh Balai Pustaka, 1988. Novel itu tidak dikirimkannya untuk ikut sayembara apa pun juga. Hal itu dilatarbelakangi oleh kritik Nashar, seorang pelukis, yang menyatakan bahwa alangkah lebih berharganya sebuah karya seni (termasuk karya sastra) yang tidak diciptakan oleh dorongan mengikuti sayembara, semata-mata lahir sebagai karya kreatif “murni”. Cerita tentang kritik ini terurai lebih lengkap pada bagian “Tanggapan Pengamat terhadap Karya Darman Moenir.”

Aku Keluargaku Tetanggaku adalah novel yang ia kirim ke lomba penulisan novel yang diadakan majalah Kartini, Jakarta (1987) dan memenangi hadiah kedua. Meskipun sudah dikritik Nashar, godaan sayembara merupakan motivasi yang luar biasa bagi dunia kepengarangan seorang Darman Moenir. Novel Aku Keluargaku Tetanggaku pernah dimuat di surat kabar harian Suara Pembaruan, Jakarta (1987) dengan judul Kemelut dan diterbitkan oleh Balai Pustaka (1994) juga dengan judul Kemelut dan tanpa disunting oleh penerbit. Novel itu kemudian dengan judul Jiran dimuat secara bersambung di koran Republika. Sesungguhnya, Jiran adalah judul paling awal dari novel tersebut.

106