Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/134

Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatra Barat


didapati di negeri ini, Indonesia.
 Cerpen “Nyanyian Siang Nyanyian Malam” terbit dalam tabloid Nova, No.729/XIV, 21 Februari 2001.
 Reno adalah perempuan desa yang hidup sangat bersahaja di kampungnya yang sunyi di kaki Gunung Merapi. Di sana Reno hidup seorang sendiri berakrab diri dengan lumpur, pematang sawah, dan padi yang diharapkannva akan menjadi penunjang kebutuhan hidup sehari-hari.
 Reno adalah perempuan malang kerban kekejaman kota. Ia pernah nyaris terjerumus ke dalam kehidupan laknat yang akan merenggut kesuciannya. Ketika ia tersasar di kota, nasib baik masih menghampirinya. Reno akhirnya kembali ke desanya.
 Reno pernah menikah dengan seorang tentara yang mau menerima Reno apa adanya. Namun, nasib malang masih menimpa Reno, suaminya meninggalkan Reno untuk selama-lamanya ketika ia ikut berperang di Aceh. Reno akhirnya sendiri lagi, dia tidak peduli pada usianya yang masih muda, dan pada kecantikannya yang masih tersisa. Dia menjalani kehidupannya seperti nyanyian yang selalu berganti bagai waktu, ada siang, ada malam yang terus bergulir bergantian.
 Alur cerpen “Nyanyian Siang Nyanyian Malam” dapat diterangkan sebagai berikut. Bencana angin limbubu yang menerpa sawah penduduk desa sangat menyengsarakan perasaan Reno. Padi yang dua-tiga pekan lagi akan dipanen telah rebah karena angin yang tiba-tiba saja datangnya tadi malam tanpa disangka-sangka. Sawah yang merupakan harapan hidupnya dan merupakan warisan dari suaminya tidak bisa lagi ia harapkan untuk dipanen. Ingatan pada padi melayangkan juga ingatan Reno pada masa lalunya. Ia teringat nasibnya ketika pernah terdampar sesaat di kota. Ketika seorang laki-laki datang menata kembali kehidupan yang nyaris hancur, lelaki ini pula yang datang hanya sesaat, kemudian pergi untuk selama-lamanya.
 Peristiwa yang hadir pada cerita pendek ini sangat sedikit. Cerita ini tidak mengandung konflik yang tajam. Jumlah peristiwa yang sedikit tidak memungkinkan masuknya tokoh antagonis yang menghalangi tokoh utama. Ketiadaan konflik menjadikan ketiadaan klimaks.
 Tokoh Reno digambarkan sebagai seorang perempuan yang pasrah menerima kehidupan yang telah digariskan Sang Khalik untuknya. Ha! ini dibuktikan ketika ia dengan ikhlas menatap ke padinya diterjang angin badai. Meskipun sedih, ia segera tersadar bahwa kehidupan ini

122