Halaman ini tervalidasi
Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatra Barat
sarjana sastra Inggris dan kehalusan bahasanya sebagai sastrawan yang handal.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Nama-nama tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel Negeri Hujan adalah Kum Surin, Boonliang Surin, Kiang Surin, Piang Surin, Prem Surin, Kumjai, Toon Puthaisong, Rit, Dhani Philakoi, Helmut von Regnitz, Reinhard von Regnitz, dan Wilhelm Hagenbach.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kum Sunn adalah seorang petani di desa Napo, sebuah desa di perdalaman Thailand. Kum Surin mempunyai seorang istri yang bernama Boonliang Surin. Lahirlah tiga orang anak. Anak pertama bernama Kiang Surin (laki-laki), yang ke dua Piang Surin (perempuan), dan ke tiga Prem Surin (laki-laki).
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Mereka adalah petani miskin yang hidup di daerah tandus. Hujan menjadi tumpuan harapan mereka untuk kelangsungan hidup mereka yang mengandalkan hasil pertanian. Desa Napo dikepalai oieh seorang kepala desa yang secara tradisi memerintah dengan sikap ctoriter. Basi masyarakat Napo, seorang kepala desa adalah pemimpin yang wajib dipatuhi tanpa bisa dicela dan dilurusan kesalanannya. Dalam menjual hasil bumi, warga Napo pun mengalami ketidakadilan kerena mereka dikuasai oleh pedagang yang mempunyai uang dan membeli dengan curang.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Prem Surin lahir ditengah kemiskinan desa dan keluarganya yang hidup dalam kebodohan karena tidak adanya pendidikan. Prem terlahir sebagai anak yang lambat berbicara dan perasa. Prem lebih banyak berdialog dengan dirinya sendiri dan dengan kerbaunya dibandingkan dengan orang lain. Prem si anak bungsu keluarga Surin perah sakit keras sehingga untuk menyembuhkannya ia mesti diserahkan kepada roh setan. Menurut kepercayaan setempat, anak yang sudah siserahkan ke setan tersebut akan selalu dipelihara dari segala bahaya oleh setan tersebut. Akibat hal itu, Prem dikucilkan, dimusuhi, dan ditakuti sebagai anak setan sehinggga Prem semakin menjadi pendiam.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Suatu kali desa Napo didatangi oleh seorang pemuda idealis yang bernama Kumjai. Kumjai menjadi guru dan mengajak warga desa mendirikan sekolah di Napo. Berkat kegigihan Kumjai, Napo mulai memiliki anak-anak terdidik dan sekolah yang lumayan memadsi. Di sekolah ini Prem bersekolah bersama Kiang dan Piang. Di sekolah ini pula Prem bersua dengan Toon Puthaisong yang kelak menjadi perempuan pertama yang ada di hati Prem
128