Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/141

Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatra Barat


 Kumjai melihat kepintaran pada Prem Surin, lalu Kumjai mengirim Prem untuk melanjutkan sekolah dengan menumpang hidup pada sebuah kuil di daerah lain. Prem berhasil mengatasi kesulitan yang ditemuinya selama di kuil tersebut. Di kuil ini Prem berkenalan dengan Rit, yang juga seorang pendatang dari daerah lain: Rit adalah orang yang kelak mengajarkan ketabahan dan keuletan memperjuangkan kehidupan pada Prem.
 Prem kemudian memperoleh kesempatan untuk melanjutkan studi ke Inggris. Dalam proses belajar ke luar negeri tersebut, Prem dibantu oleh seorang ilmuwan Thailand yang bernama Prakam Philakol. Di Inggris, Prem tinggal sekamar dengan anak ilmuwan tesebut yang bernama Dani Philakol. Dani pula membawa Prem berlibur ke Jerman. Di Jerman, Prem berkenalan dengan Reinhard von Regnitz, kawan akrab Dani. Mereka tinggal di rumah keluarga Regnitz. Ayah Reinhard adalah Seorang komposer tersohor yang bernama Helmut von Regnitz. Perjalanan ke Jerman dan perkenalan dengan Helmut mengubah Perjalanan hidup Prem.
 Suatu hari Helmut meninggal dengan meninggalkan sebuah karya besar dan terakhir yang diberi judul “Tod” atau “Kematian”. Syair Tod disempurnakan oleh Prem, kemudian diberikannya kepada konduktor yang bemama Wilhelm Hagenbach. Wilhelm Hagenbach mementaskan karya besar ini menjadi sebuah pegelaran agung yang sangat diminati Penonton
 Syair Tod sangat mempengaruhi jalan pikiran Prem Surin. Dalam renungannya yang panjang tentang kehidupan yang dijalaninya, Prem menjadi sosok yang merdeka dalam berpikir dan bertindak. Ia berkelana darj satu negeri ke negeri yang lain untuk mendapatkan kepuasan batin. Ia merasa kaya dengan penggambaran yang banyak memberikan hikmah tentang keduniawian.
 Prem Surin akhirnya kembali ke Napo, desa yang sudah lama ditinggalkannya. Di Napo, ia menemui semua perubahan karena berjalannya waktu. Prem akhirnya menjalani pemberkatan menjadi Anggota terhormat di kuil mereka. Prem memilih hidup di tanah kelahirannya dan menjadi warga desa terpandang di Napo dan siap untuk Membawa pembaharuan demi kemajuan bagi masyarakat Napo.
 Novel Negeri Hujan beralur konvesional, cerita disajikan secara berkesinabungan dan terurut. Tema cerita ini adalah tentang kemiskinan hidup di perdesaan yang tandus, yang melahirkan seorang tokoh yang

129