Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/147

Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat

kekuatan dari Amak saja, Gus berusaha mendapatkan uang dengan cara mengandalkan hobinya yang suka menulis puisi dan mengirimnya pada media cetak. Pada saat Gus masih menduduki skeolah menengah atas, ia telah bisa menghasilkan uang sebanyak dua puluh lima ribu rupiah yang sebahagian diberikannya kepada Amaknya dan sisanya ia pergunakan untuk mentraktir makan teman-temannya. Di kala itu, nilai nominal uang sebanyak itu sangat tinggi dan berlebih bagi seorang anak sekolah.

  Perempuan yang beruntung mendapatkan dan dipersunting oleh sastrawan berbakat ini adalah Ir. Zurnaiti. Istri tercinta dari pengarang muda ini adalah seorang perempuan sederhana dan mau mengerti tentang "kegilaan" Gus tf terhadap dunia sastra. Ia bisa menerima ritme kerja suaminya yang amat sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan ritme kerja laki-laki lainnya dalam mencari nafkah untuk keluarga. Ia bisa menerima kehadiran suaminya yang saban hari selalu berada di rumah dan tidak melakukan aktivitas lainnya di luar rumah. Zurniati atau dalam kesehariannya dipanggil Cul itu mampu memahami bahwa suaminya bukanlah pegawai negeri yang bisa memberikannya gaji di awal bulan, namun suaminya adalah seorang kurator sastra dengan penghasilan dan pendapatan yang tidak dapat diduga sama sekali.

  Ibu dari tiga anak ini menamatkan kuliahnya di Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang pada tahun 1987. Ia lahir pada tanggal 2 juli 1962, putri dari pasangan Tarmizi Wahid dan Rosna Burhana, lahir dan dibesarkan di kota yang sama dengan Gus, yaitu Payakumbuh. Ia dinikahi Gus pada hari Senin, tanggal 19 Maret 1990. Perkawinan iyu dikarunia tiga orang anak, satu anak laki-laki dan dua anak perempuan. Putera-puteri mereka adalah Abyad Barokah Bodi(Abi)(alm) yang lahir pada tanggal 9 Maret 1991, Khanza Jamalina Bodi(Khanza)yang lahir pada tanggal 5 Februari 1995, dan Kuntum Faiha Bodi yang lahir pada tanggal 23 Oktober 1997. Bodi yang menyertai nama anak-anak mereka merupakan nama suku yang ada di Minangkabau yang melekat dan diturunkan dari pihak ibu.

 Sebagai seorang bapak dari tiga orang anaknya. Gus mengajarkan keluarganya bersikap demokratis. Sufat demokratis ini ditanamkan Gus di dalam diri anak-anak dan keluarganya agar mereka saling menghargai pendapat masing-masing. Selain mencurahkan kasih sayangnya sebagai seorang suami dan bapak yang baik, Gus selalu mendiskusikan sesuatu dengan keluarganya. Gus menghargai setiap keputusan yang

135