Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/149

Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat

Gus sudah terbiasa "melahap" buku karangan Mark Twain, atau Boris Pastermak dengan Dokter Zhivago-nya. Kegemarannya terhadap dunia tulis-menulis ia ungkapkan ke dalam buku harian yang selalu menjadi media proses kreativitas Gus. Kegemarannya itu berbuah manis dengan berhasilnya Gus sebagai pemenang pertama sayembara mengarang cerita pendek yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kotamadya Payakumbuh untuk cerita pendeknya yang berjudul "Usaha Kesehatan di Sekolahku". Ketika itu Gus masih duduk di bangku kelas lima sekolah dasar. Selain menyenangi dunia tulis-menulis, Gus dikenal sebagai siswa yang pintar. Ini dibuktikan dengan predikat juara umum yang selalu ia kantongi di setiap kenaikan kelas selama ia duduk di SD. Predikat itu ia pertahankan sampai di kelas satu sekolah menengah atas.
 Setelah selesai sekolah dasar, Gus melanjutkan pendidikannya ke salah satu sekolah menengah pertama terfavorit yang ada di kampungnya, yaitu SMP Negeri 1 Payakumbuh. Predikat sebagai siswa terbaik di SMP selalu dipertahankannya. Hobinya membaca buku, baik sastrawan maupun nonsastra tetap ia tekuni. Berbagai macam buku ia jumpai di perpustakaan sekolahnya. Penyandang juara umum di sekolahnya ini sudah menulis dan mengirimkan puisi dan cerpennya ke berbagai media masa surat kabar, majalah, ataupun sayembara puisi. Untuk pertama kalinya, karya Gus diterima dan layak dimuat di majalah remajaHai dan ia menerima honor yang besar, jauh melebihi uang sakunya.
 Dengan bermodalkan kepintaran dan kecakapan, Gus berhasil lolos dan diterima sebagai siswa di Sekolah Menengah Tingkat Atas Negeri 1 Payakumbuh. Ia makin terpesona dunia sastra. Meskipun memilih jurusan ilmu pasti di sekolahnya. Gus tetap menuangkan daya kreatifnya ke dalam bentuk puisi ataupun cerpen. Gus muda sangat terkesima dengan kemampuan mengajar seorang guru bahasa Indonesia bernama Bapak Syaukarni. Guru itulah yang mengajarkan Gus akan keindahan yang bisa diciptakan di dalam ataupun yang dapat ditemui di luar karya sastra. Gus mengagumi dan mencari kelebihan pengarang lain dengan banyak membaca buku dan tidak ragu untuk mengulangi kembali membaca buku yang telah ia baca. Selain memiliki buku-buku karangan penyair dan sastrawan yang ada di Indonesia. Gus muda juga memiliki koleksi buku pengarang yang mendapatkan penghargaan dan juga menyimpan buku-buku karya sastrawan Rusia.
 Walaupun menyenangi dunia sastra, Gus tidak melalaikan tugasnya sebagai seorang pelajar. Ini dibuktikannya dengan berhasilnya ia lolos

137