Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatra Barat
Puisi" (Padang 1987), "Tentang Tuan Rumah dan Tamu yang Dibunuhnya" (Selat Malaka 1982—Singkarak 1987), "Isme Kejadian" (Selat Malaka 1982—Jakarta 1987), "Omong Kosong yang Kumiliki" (Jakarta 1988—Padang 1988), "Seseorang dalam Lorong Bernama Zaman" (Jakarta 1989), "Tumbuh dengan Dungu" (Payakumbuh 1990), "Lupakan Ayah Bunda yang Bernama Perubahan" (Padang 1988—Jakarta 1990), "Si Pemikul Bernama Entah" (Padang 1991—1993), "Mantel" (Payakumbuh 1993), "Ingin Lupa" (Ketapang 1992—Padang 1993), "Berpikir tentang Kesuburan" (Payakumbuh 1990—Jakarta 1994), "Pergeseran Dirinya dengan Hari" (Jakarta 1994), "Kita Pernah" (Jakarta 1994—Padang 1994), "Serangga dari Jendela Lantai 12" (Jakarta 1995), "Skizofrenia" (Padang 1995), "Bualan Ganjil" (Jakarta 1994 Padang 1995), "Tukang Pos Gaib" (Padang 1994—Payakumbuh 1995), "Gema" (Baturaja 1995), "Dunia dalam Sebuah Kamar" (Padang 1995), "Rindu kepada Laut" (Padang 1994—1995), dan "Malam Kawan-Kawanku" (Payakumbuh 1995).
Pada bagian kelompok Luka Metamorfosa (1982—1992) terdapat 27 sajak yaitu "Luka Metamorfosa" (Minas 1982), "Bau Kelahiran" (Payakumbuh 1982—1983), "Kubutuh Setiap Subuhmu" (Singkarak 1984), “Kubur Peladang" (Rengat 1985—Padang 1987), “Musuh Seorang Kawan" (Rengat 1985—Payakumbuh 1987), "Telah Ditulis Sejak Lama" (Padangtarab 1986—Jakarta 1987), “Selalu Bertanam" (Padang 1987-Jakarta 1987), “Daun yang Baik" (Padang 1987—Payakumbuh 1988), "Tak Perlu Aku Berdering" (Merak-Bakauheni 1987—Jakarta 1988), "Sekali Sehari Tiga Kali Berevolusi” (Padang 1987—Jakarta 1988), "Perkawinan Mawar" (Tembilahan 1985—Singkarak 1989), "Dalam Tamanmu" (Bukittinggi 1988—Payakumbuh 1989), "Daerah yang Kulupakan" (Payakumbuh 1989), "Berangkat Menuju Tangis" (Padang 1987—1990), "Sangkar Daging" (Payakumbuh 1988—Jakarta 1990), "Kulalui Jalan Ini" (Jakarta 1990), "Orang-Orang yang Selalu Berlayar" (Jakarta 1990), "Tirai Laut" (Payakumbuh 1991—Padang 1991), "Bertahun-Tahun Aku di Taman" (Payakumbuh 1989—Padang 1991), "Tentang Tuan Rumah (II) dan Tamu Yang Dibunuhnya" (Jakarta 1990—1992), "Cermin (II) di Stasiun" (Jakarta 1991—Padang 1992), "Tiga Bait di Tiga Pagi" (Payakumbuh 1992), Lubang (Padang 1992), "Anak dalam Diriku" (Gilimanuk 1992—Padang 1992). "Pemandangan" (Jakarta 1992). "Rimba" (Jakarta 1992), dan “Lokasi Tak Kutahu" (Padang 1992).
147