Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/173

Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat

penuh dengan kesimpulan dan nasihat.

Novel Segi Tiga Lepas Kaki

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1991

Tebal : 136 halaman

 Cinta segi tiga teramat sering diangkat menjadi ide suatu cerita, apalagi ide untuk sebuah novel. Akan tetapi, dalam novel Segi Tiga Lepas Kaki ini cerita cinta segi tiga yang dihadirkan begitu memikat karena kekuatan imajinasi pengarangnya. Kita sebagai pembaca tidak hanya diajak merasakan bahwa cinta terkadang begitu rumit dan berbelit-belit. Lebih dari itu, pengarang novel ini tampaknya ingin mengajak kita merenungi hidup lewat rasa cinta yang dianugerahkan pada setiap insan.

 Tokoh-tokoh yang terlibat cinta segi tiga ini adalah dua orang Saudara sepupu, Rani dan Meri. Mereka sama-sama jatuh cinta pada seorang pemuda, yakni Bani Suntang. Rani adalah seorang pelajar sebuah sekolah menengah atas negeri di Payakumbuh, demikian juga dengan Meri. Rani ditampilkan sebagai tokoh yang penuh perhatian, sedangkan Meri memiliki sifat yang lincah dan ceria. Bani adalah seorang pemuda tampan yang memiliki daya tarik pada sorot mata yang tajam sehingga mampu menghipnotis seorang gadis untuk jatuh cinta pada dirinya. Pada awal cerita, tidak hanya Rani dan Meri yang menyukai Bani, tetapi gadis lain juga terpikat dengan mata elang Bani. Hal itu dialami oleh Sheila, seorang gadis cantik yang berusaha menarik perhatian Bani dengan harapan bisa mendapatkan cintanya. Namun sayang, usaha Sheila sia-sia, ia melakukan bunuh diri hanya karena gagal “memiliki” mata malaikat itu. Inilah yang membuat Bani pindah ke Payakumbuh dari sekolahnya yang lama di Dumai. Rani adalah teman sebangku Bani. Rani memberikan perhatian yang amat besar pada Bani mungkin karena ia juga telah terpikat dan diam-diam Rani juga menaruh harapan serta mencintai Bani karena pancaran tajam mata berkabut itu.

 Meri, saudara sepupu Rani menganggap Rani bisa membantunya untuk mendapatkan Bani teman sebangkunya itu. Bani menolak Meri sehingga membuat gadis itu terpukul karena semula ia menganggap Bani telah memberikan harapan kepadanya melalui tatapan lembut matanya. Rani yang tahu akan hal itu ikut juga merasakan kesedihan saudara sepupunya itu. Dipicu naluri keperempuanannya, akhirnya Rani pun marah kepada Bani. Rani menyesali tindakannya itu karena setelah