Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/174

Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatra Barat

kemarahannya itu membuat Bani membolos untuk waktu yang cukup lama. Rani semakin menyesali tindakannya dan merasa bersalah ketika ujian kenaikan kelas mereka sudah di ambang pintu. Rani khawatir jika Bani gagal menempuh ujian karena terlalu sering meninggalkan bangku sekolah. Pada saat Bani datang dan mulai mengikuti pelajaran di sekolah, ia mengutarakan apa yang telah dirasakannya pada Rani. Ternyata, Bani mencintai Rani. Gadis itu serasa mendapat durian runtuh, ia memang tidak menduga kalau mata elang itu akan memilihnya sebagai tambatan hati. Rani bahagia karena Bani juga mencintainya sehingga gadis ini tidak bisa meluapkan kebahagiaan kecuali dengan meneteskan air mata bahagia. Cerita novel segi tiga ini tidak diakhiri dengan terpilihnya Rani sebagai gadis pilihan Bani, namun berakhir dengan kepergian Bani meninggalkan dua orang gadis itu. Bani pergi meninggalkan semua peristiwa cintanya yang tercerai-berai.

Bahasa novel Segi Tiga Lepas Kaki ini ibarat air mengalir dengan lancar. Gus tidak memilih bahasa prokem sehingga membuat cerita ini terkesan lebih kuat dan tajam. Apalagi, novel ini bisa dianggap novel dengan penceritaan yang romantis. Sangatlah tepat kiranya pengarang novel ini memilih sudut pandang orang pertama untuk pelaku utama. Tokoh aku (Rani) menjadi lebih kuat dan tajam karena dipaparkan dengan gaya pemaparan pengarang yang puitis.

Novelet Ben

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 1992

Tebal : 88 halaman

Novelet Ben merupakan pemenang I sayembara novelet majalah Gadis pada tahun 1991. Latar lokasi cerita adalah Payakumbuh. Sebagai seorang pengarang, dalam melahirkan ceritanya Gus tidak hanya mengandalkan imajinasinya saja, tetapi juga mengambil bahan dari bacaan lain, misalnya meliltat kebiasaan suatu tempat, filsafat ataupun adat istiadat suatu daerah. Dalam Ben, tampak pengetahuan Gus tentang alam matrilineal Minangkabau yang dideskripsikannya sedang dilanda arus modernisasi. Pengarang cerita ini menulis dan menyuguhkan karyanya dengan pengamatan psikologis yaang mengena, tokoh-tokohnya ditampilkan dengan motivasi yaang masuk akal dan matang. Keistimewaan novelet Ben terdapat pada struktur cerita: mula-mula menanjak sampai ke puncak, terjadi arus balik yang tiba-tiba menanjak lagi untuk sampai ke puncak akhir. Puncak akhir yang sifatnya sementara 162