Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/181

Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatra Barat


di siang hari. Ibu Sasa memenuhi permintaan buah hatinya setelah ia mendapatkan cuti dari kantor. Setelah beberapa hari di kampung, Sasa memang mendengarkan kicauan murai di siang hari, namun cerita tentang ada orang mati tidak kunjung didengarnya. Sasa tidak menemukan kebenaran dari cerita sang nenek. Dengan kekecewaan yang memuncak, Sasa mengajak ibunya untuk kembali ke Jakarta.
 Cerpen “Semua Tamu (Tidak) Harus Pergi” menampilkan tokoh perempuan bernama Rahmi yang memutuskan untuk memetik kebahagiaan dari rumahnya saja sebagai seorang ibu dan seorang istri. Ia menghabiskan waktunya untuk mengabdikan diri sebagai ibu dan istri yang baik. Sesuai dengan keinginannya, Rahmi memang memetik kebahagiaan tersebut, namun tidak belangsung lama. Hal itu disebabkan hadirnya tokoh Maskur dalam kehidupan rumah tangga mereka. Maskur adalah sahabat lama suaminya yang juga kenalan Rahmi ketika ia masih di desa dulunya. Ia seorang tamu yang membuat keadaan rumahnya menjadi berantakan dan memberikan pekerjaan ekstra bagi Rahmi.
 Sosok perempuan yang mengalami penderitaan kembali dihadirkan lewat tokoh yang bernama Lasiem dalam cerpen yang berjudul sama dengan tokoh utamanya. Lasiem adalah perempuan yang berasal dari keluarga transmigran yang bermukim di daerah perkebunan dan memilih bekerja di kota sebagai seorang pembantu. Pekerjaan itu banyak digemari oleh penduduk desa itu karena kehidupan seorang pembantu cukup menggembirakan. Keadaan menjadi berbeda ketika emak Lasiem meninggal. Lasiem harus kembali ke desa dan meninggalkan pekerjaannya di kota. Sesungguhnya, itu merupakan pilihan yang sulit bagi dirinya karena ia lebih menikmati kehidupan di kota daripada kehidupan di desa. Keadaanlah yang memaksanya untuk memilih tinggal di perkebunan. Rumah yang ditempati oleh keluarganya adalah milik perusahaan. Sebuah peraturan ditetapkan oleh perusahaan perkebunan, yaitu untuk terus menetap di rumah itu harus ada salah satu dari anggota keluarga yang bekerja di perkebunan. Lasiem pun harus kembali ke perkebunan karena setelah emaknya meninggal tidak seorang pun dari keluarganya yang bekerja di perkebunan. Sebuah pilihan yang rumit bagi dirinya, namun di sisi lain ia harus mempertahankan rumah tersebut sebagai tempat berteduh bagi neneknya yang sudah uzur.
 Ketokohan perempuan disuguhkan oleh Gus dalam cerpen “Boneka”. Meskipun tokoh cerpen ini boneka, tetap saja boneka dengan jenis kelamin perempuan. Bahkan, ia juga dilahirkan dari sebuah boneka

169