Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/182

Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatra Barat


pula. Tokoh ayah merupakan sosok yang asing karena selalu sibuk dengan pekerjaan dan meninggalkan rumah untuk kurun waktu yang cukup lama.
 “Minggu, bulan, dan tahun berlalu dalam beku. Pada hari-hari tertentu, sekali atau dua kali dalam sebulan, ayahnya muncul, dengan keakraban yang asing. Maka hari-hari ini akan menjelma jadi hari yang asing. Jadwal-jadwal, privat-privat, semua dicek oleh ayahnya tak ubahnya seperti seorang akuntan”, sedangkan Ibu adalah sosok yang sangat akrab dengan anaknya. “Ia pun tumbuh subur dan besar, semuat cahaya bersama ibunya. Mereka saling berhubungan, berkomunikasi, seperti halnya juga dua boneka”.
 Keterbatasan yang dimiliki perempuan dapat diikuti dalam cerpen terakhir yang dimuat dalam antologi KCPB ini dengan judul “Pahlawan”. Cerpen ini mengisahkan perampokan yang terjadi di dalam bus antarkota di Lintas Sumatra. Merampok bus merupakan sebuah sumber mata pencaharian dan penghidupan bagi penduduk di sekitar daerah yang dilewati bus antarkota di kawasan lintas itu. Namun, akhir-akhir ini usaha tersebut nyaris gagal karena para sopir bus tidak mau lagi menghentikan laju kendaraannya meskipun mereka telah melempari kaca jendela bus dengan batu. Upaya untuk menghentikan perjalanan bus tersebut melahirkan ide untuk memanfaatkan perempuan, dengan berpura-pura sebagai calon penumpang. Namun, ide ini urung dilaksanakan karena pekerjaan tersebut dianggap menjadi wilayah kerja laki-laki. "Banyak juga yang setuju, tapi ibu muda itu tidak. Bukan karena ia tak berani, tapi karena adat mereka tidak melazimkan urusan yang menjadi milik lelaki dicampurtangani oleh perempuan”.
 Superioritas Jaki-laki dalam cerpen ini dimunculkan dengan adanya peraturan pembagian kerja menurut jenis kelamin. Ada sejumlah pekerjaan yang hanya layak dikerjakan oleh laki-laki. Apabila pekerjaan tersebut telah dilakukan oleh perempuan, maka kaum laki-laki harus mencari kembali mencari pekerjaan lain. Pekerjaan lain tersebut dinamakan dengan pekerjaan laki-laki.
 Membaca cerpen Gus tf Sakai yang terdapat dalam antologi KCPB seperti menyaksikan sejumlah penderitaan perempuan apabila ditinjau dari sudut penokohan yang sebagian besar menampilkan tokoh utamanya seorang perempuan. Meskipun perempuan tampil sebagai tokoh utama dalam antologi ini, namun mereka bukanlah perempuan yang bahagia. Mereka adalah perempuan yang didera oleh penderitaan. Penderitaan

170