Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/186

Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatra Barat

mencarikan warna dan pola kepenyairan Gus.”
 Sejumlah sajaknya yang dibicarakan oleh Korrie ini diambil dari berkas “Delapan Penyair Baca Puisi”, yaitu puisi-puisi yang dibacakan delapan penyair di Taman Ismail Marzuki Jakarta pada tanggal 27—28 Oktober 1994. Puisi yang dibacakan merupakan puisi pilihan yang secara utuh memperlihatkan konsep dan penemuan penyair ini pada bahasa puisi yang dipilihnya.
 Hal utama yang muncul dalam sajak-sajak Gus tf adalah upaya untuk menjelaskan suatu makna yang dijadikan pokok pikiran di dalam sajaknya. Sapardi Djoko Damono menjelaskan secara tepat hubungan penciptaan dengan kata-kata dan makna sajak “Komunikasi Dua Arah” seperti yang dituturkannya bahwa “Dalam sajak itu citraan, metafora, dan paradoks bersusun-susun menawarkan makna sekaligus menampilkan makna sebab makna sajak itu tak lain adalah cara pengungkapannya.”
 Untuk sajaknya “Komunikasi Dua Arah” itu, Sapardi Djoko Damono memberikan ulasan berupa catatan yang berguna untuk menyusun gambaran umum mengenai perkembangan puisi yaang ada di tanah air. Ulasan itu dimuat pada harian umum Semangat (saat ini tidak terbit lagi), Rabu, 30 November 1994. Menurut pengarang buku Sosiologi Sastra itu, Gus tf tidak suka menggunakan banyak kata. Itu sebabnya Gus gemar memotong-motong kalimat dengan menggunakan tanda baca koma atau titik. Dengan demikian, bagian kalimatnya seperti meloncat-loncat, dengan pola pemikiran yang tercerai-berai. Namun, ia memaksa kita sebagai pembaca untuk berusaha memusatkan pecahan pikirannya itu ke dalam suatu bentuk konsep yang telah ia buat dengan jelas. Konsep yang jelas tersebut ditampilkannya dalam bentuk majas yang memang sangat sulit untuk dipahami dan diciptakan oleh orang lain. Penciptaan dan pemahaman konsep diuraikan Gus dalam sajaknya berupa ironi dan paradoks. Konsep yang ada tersebut mungkin sekali bersumber pada satu hakikat saja, yaitu kata. Kata bagi Gus tf merupakan alat komunikasi, namun ternyata bukan sesuatu hal yang gampang untuk dipahami. Dalam puisinya “Komunikasi Dua Arah”, kata tersebut bagi Gus adalah manusia atau kemanusiaan itu sendiri, sekaligus merupakan benda ciptaan manusia.

174