Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/26

Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatra Barat

kadang miris. Hal itu terdapat di antaranya pada puisi “Berkelok Jalan ke Maninjau Danau” (1962), “Danau Singkarak Tengah Hari” (1962), dan “Yang Rindu” (1962).

BERKELOK JALAN KE MANINJAU DANAU (1962)

Berkelok jalan ke Maninjau, danau
Tak kulupa wajah orang tua yang rawan
Masa mudanya dihabiskan di rantau, o rantau
Awan senja pun turun, biru air danau hijau pebukitan

Pisau Jempagi di saku terasa meronta ingin ditikamkan
Perantau ingin menulis riwayat selama kembara
Pengalaman bagai danau, O danau
Kiranya ditimba selalu bila “kan keringnya


Kisah perantau tua yang menghabiskan masa hidupnya di rantau digambarkan melalui pemandangan indah di Danau Maninjau: kelok jalan yang banyak sekali, awan biru, air danau yang juga berwarna biru, dan perbukitan hijau yang melatari danau tersebut. Perjalanan dan pengalaman hidup yang banyak dan panjang dari perantau itu merupakan sumber cerita yang tidak akan pernah habis meskipun telah diceritakan berkali-kali. Hal itu dimetaforakan melalui air danau yang takkan pernah kering meskipun ditimba setiap hari. Keinginan kuat orang tua itu untuk mengisahkan pengalamannya selama merantau dimetaforakan pada pisau lempagi di saku terasa meronta ingin ditikamkan/perantau ingin menulis riwayat selama kembara.

Perantauan bagi setiap orang Minangkabau tidaklah membuat mereka melupakan kampung halamannya. Selama apa pun tanah kelahiran ditinggalkan, ikatan kekerabatan, cmosional, dan finansial dengannya tetap terjalin kuat. Motivasi merantau di antaranya adalah untuk membangun kampung halaman, di samping untuk meningkatkan kemakmuran hidup pribadi dan keluarga. Seorang perantau senantiasa merindukan kampung halamannya dan ingin kembali pulang suatu ketika.

Pada puisi lain, Rusli Marzuki Saria menceritakan mirisnya kehidupan petam di kampung halaman dengan segala keterbatasannya. Sajak Danau Singkarak Tengah Hari bercerita tentang kehidupan yang

14