Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatra Barat
Mulut manis pemimpin-pemimpin kecil:
“semuanya swasembada”, ai, ini slogan
yang tak bertenaga
Kita harap insinyur-insinyur muda
Jangan buat rencana saja
Semoga tahun datang Tuhan begitu ramah
Memberi hujan, padi berubah runduk
Ketela padat berisi
Itik dan ayam bertelur banyak
Selamat malam ya Tuhan
Selamat malam, ya Malaikat
Amin
Puisi lain yang bernafaskan keagamaan dalam wujud penyerahan diri serta pengharapan pada Tuhan adalah “Doa Seorang Petani”. Puisi ini sarat dengan doa-doa dan pengharapan sebagai seorang petani yang sangat dengan kehidupan agraris. Penyair mengibaratkan tanah sebagai selangkang yang mengantarkan kepada rahim yang subur yang nanti akan menghasilkan benih-benih yang bermutu.
DOA SORANG PETANI (1979)
Sebelum matahari terbit
Aku berdoa di bawah bayang-bayang perbukitan
Aku ingin hanya sekedar jadi petani
Yang bersenggama dengan tanah
Aku ingin kaki terhujam seperti urat-urat rumput
Di padang-padang, di tembah-lembah dan perbukitan dan kuminta
hujan
Sepanjang tahun
Aku ingin bercinta denganmu
Tanah yang subur bukalah selangkangmu
Aku menyuruk ke dalam
Seperti anak kecil yang ingin masuk kembah ke dalam rahimmu
29