Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/69

Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatra Barat


Beberapa cerita pendek anak-anak pernah lahir dari tangan Chairul, di antaranya adalah Bantajo, Basoka, dan 60 Jam yang Gawat.


Apabila kita jeli membaca karya sastra yang dikarang oleh Chairul, dengan jelas kita dapat mengetahui bahwa di dalam karya sastra tersebut tergambar dengan baik pandangan dan sikap hidupny. Ia memiliki sikap yang tidak meledak-ledak, namun ia menghentak dengan pelan dan terlihat pula naik pitam (mamburansang) dalam cerpen-cerpennya. Pandangan dan sikap hidupnya tersebut berinteraksi dengan lintas budaya Nusantara dan dunia meskipun sebagian besqr karyanya mengambil latar daerah Sumatra Barat. Karya tersebut merupakan refleksi pemikiran dari perkembangan dan pergolakan yang ada di Minangkabau. Oleh karena itu, sebagian orang menilai bahwa karya sastranya dapat dipandang sebagai dokumentasi sosial dan politik Indonesia.


Ketekunan dan kegemaran membaca merupakan bukti konkret yang selalu dilakukan oleh Chairul. Dengan membaca semua ilmu dapat diketahui. Sebagai seorang yang memiliki banyak pengetahuan dari bacaannya, Chairul dijuluki sebagai kamus berjalan. Chairul adalah ensiklopedi lintasdisplin: dari urusan politik sampai dengan klenik, dari kesusasteraan sampai dengan agama. Baca! Itu kuncinya. Setiap hari bila bertemu dengan Chairul, kita dapat melihat ada saja buku yang ditenteng, sebuah pengakuan jujur dari sahabat karibnya tentang Chairul. Chairul merupakan salah seorang dari sedikit wartawan yang rajin membeli buki, tidak hanya buku sastra, tetapi juga buku yang membahas sosial kemasyarakatan, politik, dan lain-lain.


Selain dikenal sebagai sosok sastrawan yang kreatif, Chairul merupakan seorang pemikir, aktivis, dan organisator kesenian. sebagai salah seorang aktivis kesenian, Chairul mampu bekerja sama dengan semua pihak. Ia diibaratkan sebagai pengayom berbagai grup/kelompok kesenian. Satu hal yang mengesankan dari dirinya adalah upaya dan usahanya yang tanpa henti untuk mengayomi dan menhakrabi kesenian Minangkabau tradisional. Chairul mengunjungi kampung-kampung yang ada di perdalaman Sumatra Barat hanya untuk mrnikmati randai, kendang saluang, dan rabab sehingga ia mengenal dengan baik peta kesenian yradisional Minangkabau yang ada di lapangan.


Salah satu bukti keseriusan Chairul dalam mengurusi randai ini adalah mencoba menyrlesaikan kebijakan pemerintah dengan hal-hal

57