Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatra Barat
Harris membaca buku Tenggelamnya Kapal Van Der Wicjk. Buku itu diambil paksa oleh kakaknya yang bekerja sebagai guru agama karena ia menganggap bahwa Harris belum saatnya mernbaca buku orang dewasa. Saat itu, ayahnya hanya memperhatikan mereka bertengkar, kemudian dengan diam-diam ayahnya membaca buku itu. Ayahnya pun selanjutnya memperbolehkan Harris membaca buku karya Hamka tersebut.
Akhirnya, di rumah Harris selalu sembunyi-sembunyi membaca kalau buku yang dibacanya itu buku orang dewasa, misalnya Salah Asuhan. Sampai kelas tiga SMP, Harris sudah menamati buku-buku yang dianggap sastra standar waktu itu. Ketika kelas tiga SMP, Harris harus menyerahkan tugas kepada adik kelasnya di kelas dua sehingga Harris tidak bebas lagi membawa buku, harus meminjam. Sementara itu, Harris masih diperbolehkan oleh Pak Bustanul Arifin meminjam majalah sastra. Berkat jasa perpustakaan sekclah itu, Harris kenal dengan tulisan A.A Navis, Muchtar Lubis, Chairil Anwar, Armijn Pane, Amir Hamzah, Hamka, dan lain-lain. Sementara itu, melalui majalah sastra, Harris kenal HB Jassin, Alex Leo Zulkarnain, Ajip Rosidi, Idrus, dan lain- lainnya.
Selepas SMP pada akhir tahun 1963, Harris melanjutkan ke Sekolah Teknik Menengah Negeri Solok (sekarang SMK 2 Solok) jurusan bargunan air pada awal tahun 1964. Di sekolah itu ia hanya dua tahun karena sewaktu ia baru di kelas 3, orang tuanya pindah tugas ke Padang. Jadilah ia tamat sekolah di STM Negeri Padang.
Selama tiga tahun di STM, Harris tidak memiliki kesempatan untuk membaca karya sastra karena waktunya tersita oleh pelajaran yang setiap hari harus menyiapkan PR timu pasti, kalkulus, mekanika, menggambar, dan praktik bengkel. Pernah waktu itu, ada koran Respublika yang terbit sekitar tahun 1964-an, sebelum Gestapu, kemudian ada koran penerangan milik PKI, tetapi ayahnya tidak mau membeli koran tersebut. Jika ayahnya mau membeli koran Respublika, itu pun kalau koran tersebut memuat kutbah Jumat. Di koran Respublika juga ada ruang puisi. Harris sudah senang membaca puisi, lalu mencoba pula mengirimkan puisi ke koran tersebut melalui pos. Puisi ita dibuat ketika ia mula-mula jatuh cinta kepada tetangga yang sekolah di sekolah pendidikan guru (SPG). Ternyata, puisi tersebut dimuat sehingga teman-teman menjadi ribut dan bertanya siapa yang mengirim puisi itu. 66