Halaman:Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatera Barat.pdf/90

Halaman ini tervalidasi

Antologi Biografi dan Karya Lima Sastrawan Sumatra Barat

mengajaknya singgah ke rumahnya. Di rumah tersebut Ning diperlakukan dengan baik sehingga Ning merasa betah di rumah tersebut. Ning berkhayal, seandainya rumah itu adalah rumahnya, betapa senang hidupnya dan tidak perlu lagi bersusah payah.
 Cerpen “Beras Pirang” mengisahkan suami istri yang harus menerima kehadiran seorang anak di rumah mereka. Anak tersebut merupakan anak dari teman suaminya. Temannya itu menitipkan anaknya agar anaknya bisa menyelesaikan sekolah dengan baik. Ketika akan menitipkan anaknya, temannya itu membekali si anak dengan bermacam lauk pauk dan sekarung beras. Istrinya merasa kesal karena beras yang diberikan ayah anak itu tidak bagus mutunya. Akibatnya ia marah kepada suaminya karena merepotkan dirinya. Melihat itu suaminya berusaha menyabarkan dan menenangkan istrinya agar ikhlas menerima keadaan tersebut.
 Cerpen “Jalan Sepanjang Cinta” mengisahkan tokoh Aku yang berkhayal di masa lajangnya. Apabila ra menikah nanti, kehidupan keluarganya harus senang, memiliki seorang istri yang cartik dengan anak-anak yang manis dan lucu-lucu. Namun, setelah waktu berlalu, khayalan seperti itu tidak pernah terwujud. Kehidupan yang pernah dibayangkan itu hanya sebatas khayalan. Sewaktu tamat SMA, tokoh Aku berharap melanjutkan ke perguruan tinggi. Selama menjadi mehasiswa, ia berusaha mencari pekerjaan sampingan untuk biaya kuliah. Selama bekerja, ia sering meninggalkan bangku perkuliahan. Teman-teman seangkatannya sudah banyak yang diwisuda, sedangkan ia tidak kunjung tamat sehingga masa depan yang dibayangkannya berangsur-angsur hilang dari khayalan.
 Cerpen “Kacamata Emak” mengisahkan tokoh Aku yang ingin selalu berbakti kepada kedua orang tuanya, Suatu hari, laki-laki itu melihat ibunya sedang mengaji tanpa memakai kacamata yang selama ini tidak pernah lepas dari matanya. Ketika hal itu ditanyakan, ibunya hanya mengatakan bahwa kacamatanya hanyut di sungai. Beberapa hari kemudian, Aku menerima wesel dari surat kabar ibukota. Kemudian ia berniat untuk membelikan kacamata yang diinginkan oleh ibunya. Ketika sampai di ramah, ra melihat ibunya terbaring sakit di tempat tidur ditemani oleh saudaranya yang lain. Melihat ibunya terbaring sakit, Aku segera membawa ibunya ke rumah sakit, Sesampai di rumah sakit, ibunya tidak bisa bertahan Jama. Menjelang Subuh, ibunya mengembuskan napas terakhir dengan membawa keinginan yang belum sempat terpenuhi oleh anaknya.


78