Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/104

Halaman ini tervalidasi

Ibu Yumi tersenyum, masih menimang-nimang Yumi, "Ah, tidak apa-apa. Aku percaya padamu. Tidak usah sungkan!" Wanita itu langsung saja berjalan. Mau tak mau Siey mengikutinya. Tidak baik menolak ajakan baik seseorang.

Sekitar 10 menit berjalan, akhirnya mereka sampai. Rumah Yumi berada pada sebuah bangunan tinggi. Apartemen. Mereka memasuki lift dan naik ke lantai 15.

"Suamiku ada di rumah. Tidak masalah, kan?" Siey tersenyum saja. Ia heran, kenapa wanita itu baru memberi tahu nya. 'Kalau tahu begitu, aku tidak akan ikut,' pikirnya.

Wanita itu masuk setelah sampai di depan pintu dan mempersilahkan Siey masuk.

"Nuguseyo, yeobo? (Siapa itu, Sayang?)," suara laki-laki terdengar dari dalam. Siey yakin itu pasti ayahnya Yumi. Dari sebuah kamar, keluar seorang laki-laki, tegap dan tinggi, kulitnya putih, seperti orang asia. Laki-laki itu berbalut kaus santai berwarna krem dan celana jeans santai. Laki-laki itu juga memakai kacamata baca dengan sebuah buku biografi "Steve Jobs" di tangannya. Rambutnya coklat dan pendek. Matanya coklat, seperti Siey.

Ibu itu berbicara dengan suaminya. Menjelaskan apa yang terjadi tadi dan siapa Siey. Tapi Siey tidak mendengar apa-apa lagi, ia sibuk memperhatikan Ayah Yumi itu. Seperti ia pernah melihatnya.

"Siey," laki-laki itu berbicara.

Siey langsung berbalik dan berlari cepat keluar dari rumah itu. Bahkan ia melupakan sepatunya. Ia ingat, pria itu ada di pesta pernikahan rekan ibunya. Malam itu, ia memilih untuk ikut bunda ke pesta itu dan ia melihat orang itu, dengan pistol. Lalu suara tembakan. Teriakan, darah, bunda. Pria itu yang membunuh ibunya. Siey memikirkan itu sambil berlari turun melewati tangga-tangga kecil apartemen, alih-alih menggunakan lift.

Siey sampai di taman tadi. Kakinya sudah sangat beku

92