Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/114

Halaman ini tervalidasi

waktunya bersamaan.

"Duh, bagaimana ya. Aku lihat keadaan dulu Ti," jawabnya.

Indah kembali melangkah ke tempat tujuannya. Setelah menemukan semua bumbu-bumbu yang disuruh Bundanya, Indah langsung membawanya ke kasir, dan dengan cepat pulang ke rumah.

Bunda sedang memotong kentang di dapur. Melihat itu, Indah mendekatinya dan ikut membantunya mencuci kentang yang telah di potong Bunda.

"Sini Bunda, biar Indah bantu," katanya seraya meletakkan plastik hitam kecil yang berisi bumbu-bumbu masakan, lalu ia mengambil air bersih dengan ember dan memasukkan kentang-kentang itu ke dalamnya.

"Sudah kamu beli semua bumbu-bumbunya?" Tanya Bunda.

"Sudah Bunda."

Saat itu, Indah masih terpikir-pikir akan hal tadi, apakah ia akan ikut Linda dan Rina untuk berpesta ataukah pergi ke Masjid mendengarkan pengajian dari Ustad Ahmad? Ilusi itu terus berkecamuk di benaknya. Saat itulah ia mencurahkan isi hatinya tersebut kepada Bundanya.

"Bunda, aku sedang bingung memikirkan sesuatu," Indah menyempatkan pembicaraan di tengah mencuci bersih kentang-kentang.

"Bingung kenapa?" Jawab Bunda cuek seraya mengambil wortel untuk dipotong selanjutnya. Lalu Indah mulai bercerita.

"Begini Bunda. Tadi siang Linda dan Rina mengajakku untuk ikut pesta di rumah Dika. Tapi barusan Siti juga mengajakku ke Masjid mendengarkan pengajian dari Ustad Ahmad. Kalau menurut Bunda mana yang lebih baik aku ikut pesta atau pengajian?" jelasnya cukup rinci.

"Memangnya Dika mau mengadakan pesta apa, Indah?" Bunda balik bertanya.

102