Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/117

Halaman ini tervalidasi

Sudah seperempat jam mereka menunggu. Linda dan Rina sudah mulai bosan, sedari tadi dia bolak-balik dari mobilnya ke pintu rumah Indah, begitu juga Rina. Sementara itu, Siti melanjutkan lagi perjalanannya menuju Masjid yang jaraknya cukup dekat dari sana, karena dia berpikiran Indah akan ikut Linda dan Rina.

"Uh, lama banget si Indah. Lebih baik kita tinggalin aja, biar dia tahu rasa. Yuk Rina, kita pergi duluan. Sudah telat seperempat jam nih. Nanti saja kita kabari dia." Mereka beranjak dari pintu rumah Indah kembali ke mobil merah yang sama dengan mobil merah waktu mereka datang siang tadi.

Setelah mobil merah itu berangkat, Indah membuka lagi pintu rumahnya. Ternyata dari tadi Indah menguping pembicaraan mereka dari sana.

'Hehehe, biarkan saja mereka pergi ke pesta itu. Benar juga kata Bunda lebih baik aku ikut pengajian Ustad Ahmad daripada ikut dengan mereka, tidak ada manfaatnya. Apalagi nanti bertemu Indra, wah...tambah kacau deh!' Kata batinnya.

Indah kembali menemui Bunda yang sekarang sudah duduk di ruang makan.

"Bunda! Mereka sudah pergi," ungkapnya senang.

"Nah, itu baru pikiran yang cemerlang. Sekarang cepat ke Masjid, Ustad Ahmad mungkin sudah mulai memberikan pengajian," suruh bunda.

Indah berlari menuju kamarnya dan mengambil Alquran serta sajadah dan mukena karena sekaligus melaksanakan salat isya di Masjid. Ia permisi kepada bunda untuk segera berangkat.

"Bunda, Indah pergi dulu ya," katanya seraya membawa tangan kanan bunda ke keningnya

"Iya, tapi kamu harus benar-benar mendengarkannya, jangan kebanyakan bicara dengan teman sebelah," bunda kembali menuturkan nasehat-nasehatnya.

105